Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... Lainnya - Penggiat Sejarah

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tamansiswa: Pengajaran Humanis dari Ki Hajar Dewantara

12 Januari 2025   21:27 Diperbarui: 13 Januari 2025   20:52 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Tamansiswa Yogyakarta (sumber: ugm.ac.id)

Ki Hajar Dewantara percaya bahwa hubungan antara guru dan murid haruslah seperti hubungan orang tua dengan anak, penuh kasih sayang dan kepercayaan.

Misalnya, jika seorang siswa kesulitan memahami pelajaran, guru dalam sistem pamong tidak akan memarahi atau menghukum, melainkan akan mendampingi siswa tersebut, mencari metode yang lebih mudah dipahami, dan memberikan dorongan moral agar siswa merasa percaya diri untuk belajar.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran matematika, seorang guru pamong tidak akan sekadar memberikan soal dan menuntut siswa menyelesaikannya tanpa penjelasan. 

Sebaliknya, guru akan memberikan konteks nyata, seperti menggunakan permainan atau cerita yang melibatkan konsep matematika. Jika seorang siswa membuat kesalahan, guru akan membantu mereka memahami letak kesalahan tersebut tanpa mencela, sambil memberikan motivasi untuk mencoba kembali.

Sistem pamong juga diterapkan dalam kegiatan di luar kelas. Misalnya, dalam kegiatan pramuka atau kerja kelompok, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk berkolaborasi dan menemukan solusi bersama, bukan sebagai pemimpin otoriter yang mendikte langkah-langkah yang harus diambil.

Dengan pendekatan ini, siswa diajarkan untuk bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri dan mampu berpikir secara mandiri.

Pendidikan tidak boleh menjadi mesin yang hanya mencetak pekerja, tetapi harus menjadi jalan untuk menciptakan manusia seutuhnya.

Tamansiswa mengajarkan kita bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Dengan memelihara semangat ini, kita dapat membangun generasi yang tidak hanya mampu bersaing di tingkat global, tetapi juga berkontribusi untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Mari bersama-sama belajar dari Ki Hajar Dewantara: mendidik dengan hati, membimbing dengan teladan, dan membebaskan jiwa-jiwa muda untuk terbang setinggi-tingginya, tanpa kehilangan akar mereka. Inilah warisan Tamansiswa yang tak ternilai, yang akan terus menjadi lentera bagi pendidikan Indonesia.

Tantangan Guru dalam Sistem Pendidikan Modern

Menjadi Guru di Indonesia memang tak mudah. Dalam praktik pendidikan masa kini, sering kali penilaian terhadap guru lebih banyak berfokus pada administrasi, seperti penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun