Kehancuran Pasar Saham 1929:"Black Tuesday," yang terjadi pada 29 Oktober 1929, menandai titik balik dalam sejarah ekonomi Amerika Serikat dan dunia. Hari itu, pasar saham mengalami kejatuhan yang sangat drastis, memicu kepanikan besar-besaran di kalangan investor. Harga saham anjlok secara signifikan, menghapus miliaran dolar dari nilai pasar dan menyebabkan kehilangan kekayaan yang besar-besaran. Kepanikan ini menjalar ke sektor keuangan lainnya, menciptakan lingkaran setan yang memperburuk krisis.
Kegagalan Bank:Ribuan bank mengalami kegagalan selama Depresi Besar, sebagian besar disebabkan oleh kurangnya asuransi deposito. Tanpa jaminan bahwa uang mereka aman, para penabung bergegas menarik tabungan mereka, menyebabkan "bank runs" atau kepanikan bank. Bank-bank yang tidak dapat memenuhi penarikan besar-besaran ini akhirnya bangkrut, mengakibatkan hilangnya tabungan masyarakat. Kegagalan bank secara masif ini memperburuk situasi ekonomi, karena kredit menjadi sangat sulit didapat dan aliran uang dalam perekonomian terhenti.
Penurunan Konsumsi dan Investasi:Pengangguran massal adalah salah satu dampak paling nyata dari Depresi Besar. Dengan banyaknya bisnis yang tutup atau mengurangi produksi, jutaan orang kehilangan pekerjaan. Tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan penurunan konsumsi karena orang-orang tidak lagi memiliki pendapatan untuk dibelanjakan.Â
Selain itu, ketidakpastian ekonomi membuat para investor enggan untuk berinvestasi. Penurunan drastis dalam konsumsi dan investasi ini menciptakan lingkaran setan yang memperburuk depresi.
Kebijakan Proteksionis:Pengenaan Tarif Smoot-Hawley pada tahun 1930 adalah salah satu langkah kebijakan yang memperburuk situasi ekonomi global. Tarif ini menaikkan bea impor barang-barang asing ke Amerika Serikat dengan tujuan melindungi industri dalam negeri. Namun, sebagai tanggapan, banyak negara lain memberlakukan tarif balasan, yang akhirnya mengurangi perdagangan internasional secara signifikan. Penurunan perdagangan ini mengakibatkan penurunan pendapatan bagi banyak negara, memperburuk depresi global.
Kondisi Agrikultural yang Buruk:Kekeringan parah yang melanda wilayah tengah Amerika Serikat pada 1930-an, yang dikenal sebagai Dust Bowl, menghancurkan sektor pertanian. Tanah-tanah pertanian berubah menjadi gurun pasir yang tidak produktif, menyebabkan gagal panen dan kerugian besar bagi petani.Â
Banyak petani kehilangan mata pencaharian mereka dan terpaksa meninggalkan tanah mereka untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Krisis agrikultural ini menambah beban ekonomi pada saat Depresi Besar, memperburuk kemiskinan dan ketidakstabilan sosial di daerah pedesaan.
Penyebab Resesi Ekonomi Global Saat Ini
Pandemi COVID-19:Pandemi COVID-19 yang dimulai pada akhir 2019 menyebabkan krisis kesehatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dengan cepat berkembang menjadi resesi ekonomi pada tahun 2020. Pemerintah di seluruh dunia memberlakukan langkah-langkah pembatasan sosial yang ketat, termasuk penguncian wilayah, penutupan bisnis, dan pembatasan perjalanan, untuk mengekang penyebaran virus.Â
Langkah-langkah ini mengakibatkan penurunan tajam dalam aktivitas ekonomi, dengan sektor-sektor seperti pariwisata, perhotelan, dan ritel mengalami pukulan terberat. Pengangguran meningkat secara drastis, dan banyak bisnis kecil terpaksa menutup operasi mereka secara permanen.
Gangguan Rantai Pasok:Pandemi dan konflik geopolitik telah menyebabkan gangguan besar dalam rantai pasok global. Penutupan pabrik, pembatasan transportasi, dan kekurangan tenaga kerja akibat karantina dan penyakit mengganggu produksi dan distribusi barang. Selain itu, ketegangan geopolitik, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta perang Rusia-Ukraina, memperburuk situasi dengan menambah ketidakpastian dan memicu hambatan perdagangan. Gangguan ini menyebabkan kekurangan barang dan komponen penting, meningkatkan biaya produksi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.