Mohon tunggu...
Muhapi Channel
Muhapi Channel Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 22 Jakarta

Saya seorang guru yang hobi berbagi ilmu dan pengalaman, senang menerima tantangan dan mau menerima perubahan ke arah yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Etos Kerja

7 Juni 2024   11:26 Diperbarui: 7 Juni 2024   11:46 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : dokpri

Pada hari jum'at tgl, 07 Juni 2024, SMAN 22 Jakarta melaksanakan traning motivasi etos kerja pendidik dan  tenaga kependidikan.  Pada kesempatan ini sebagai nara sumber adalah Bpk.Harlan Purwanto.  Traning ini dilaksanakan dengan harapan warga sekolah mempunyai etos kerja yang tinggi untuk meningkatkan kualitas kerja SMAN 22 Jakarta.

Menurut Bpk.Harlan Purwanto bahwa Ilmu itu dimanapun ada, tinggal bagaimana kita bisa dengan sungguh-sungguh mengambil pelajaran dari sekitar kita.  Baik di sekolah, di lingkungan masyarakat, di tempat kerja dan dimana pun erdapat ilmu yang bisa kita ambil.

Berbicara tentang etos kerja ternyata etos kerja itu bisa menular, contohnya ketika orang tua mempunyai etos kerja yang tinggi maka biasanya anaknya juga memepunyai etos kerja yang tinggi karena akan tertanam di dalam alam bawah sadarnya apa yang dilihat dari orang tuanya.  Begitupun ketika guru mempunyai etos kerja yang tinggi maka murid juga akan mempunyai etos kerja yang tinggi dengan bentuk semangat belajar yang tinggi.

Sebelum membahas lebih lanjut etos kerja, kita bahas dulu tentang potensi unik yang dimiliki oleh manusia.  Potensi itu diantaranya naluri, fisik dan pemikiran.  Potensi itu sangat luar biasa namun secara umum manusia baru menggunakan potensi tersebut 50% saja.  Maka manusia harus mempunyai mindset yang baik tentang potensi dirinya. Sehingga perlu diberikan tantangan yang menstimulus potensi yang ada di dalam diri manusia muncul dengan maksimal. 

Pada saat manusia mampu memaksimalkan potensi tersebut maka akan menjadi powerful person.  Untuk mendapatkan powerful person maka diawali dari pikiran dan perasaan, ketika mempunyai pemikiran dan perasaan yang positif akan menghasilkan perilaku (attitude) yang baik.  Ketika seseorang yang mempunyai perilaku yang baik akan memunculkan trust & respect dari orang lain.

Perlu dipahami juga dalam proses pembentukan nasib,  bahwa nasib dipengaruhi oleh karakter.  Sementara karakter dipengaruhi kebiasaan, kebiasaan dipengaruhi tindakan dan tindakan dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan.  Jadi kembali kepada pemikiran dan perasaan yang harus positif.  Maka jika kita sedang dalam posisi perasaan yang negatif maka segera kembali kepada energi yang positif. 

Pengertian etos kerja menurut Darodjat adalah merupakan seperangkat perilaku positif dari fondasi yang mencakup motivasi yang menggerakan mereka, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi, keyakinan-keyakinan, prinsip-prinsip dan standar-standar (Sinamo, Darodjat, 2015 : 77).

Terdapat beberapa faktor penyebab etos kerja rendah yaitu merasa bekerja suatu hal yang membebani, kurang/tidak menghargai hasil kerja, kerja menjadi penghambat dalam memperoleh kesenangan, kerja menjadi suatu keterpaksaan, kerja hanya dihayati sebagai rutinitas hidup, stress terus menerus.  Jika seseorang mempunyai faktor-faktor tersebut maka etos kerjanya akan cendrung rendah.

Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan etos kerja tinggi diantaranya yaitu memiliki motivasi kerja yang tinggi (niat), memiliki orientasi ke depan, moralitas dan keseriusan dalam bekerja, kerja keras, disiplin, hemat dalam mengunakan aset, sederhana, tekun dan ulet.

Berikut 3 tahap menumbuhkan etos kerja

1. Membangun visi diri yang berarti

"Visi diri merupakan sumber utama yang mempengaruhi individu untuk melakukan perubahan secara sengaja." (Boyatzis, R.E., & Akrivou, K. (2006).  Journal of management development)

Visi diri adalah suatu gambaran kualitas diri terbaik di masa depan, yang secara pribadi bermakna, menginspirasi, serta menggerakan. Maka untuk membangun visi diri harus ditanyakan kepada diri sendiri, Anda ingin menjadi orang yang seperti apa?

Ketika kita tidak punya visi diri maka akan serba ragu, tdk berani ambil keputusan, plin-plan, tidak punya pegangan, hanya Ikut-ikutan, tidak punya pendirian.

Untuk mendapatkan visi diri ideal yang Anda inginkan, maka perlu membangun motivasi dengan rumus

M = TB ( to be ) X TH (to have) X V (valency/ilmu/skill)

Motivasi berasal dari TB (to be) Anda ingin mencapai prestasi apa? Dikalikan dengan TH (to have) apa yang ingin didapat biasanya lebih cendrung bersifat kebendaan (harta, jabatan, popularitas), jika TH ini terlalu tinggi maka akan menghalalkan segala cara, dan bisa mencelakakan dalam jangka panjang.  Kemudian dikalikan dengan V (valensi/skill). Maka untuk menghasilkan motivasi yang tinggi to be dan valency yang ditingkatkan sedangkan to have nya diperkecil.

2. Rancang rencana kerja dan prioritas kerja

Tahap ke dua untuk menumbuhkan etos kerja yang tinggi yaitu dengan membuat maping pekerjaan dengan kriteria sebagai berikut :

  • Pekerjaan itu kategori penting dan mendesak (sangat prioritas)
  • Pekerjaan itu kategori penting tapi tidak mendesak (tidak prioritas)
  • Pekerjaan itu tidak penting tapi mendesak (prioritas)
  • Pekerjaan itu tidak penting dan tidak mendesak (tidak prioritas)

sumber gambar: dokpri
sumber gambar: dokpri
Dengan membuat maping pekerjaan ini maka pekerjaan akan dilakukan sesuai dengan prioritasnya sehingga efektif dan efisien.

3. Malakukan evaluasi diri

Jika seseorang atau organisasi jarang melakukan evaluasi artinya jarang melakukan perbaikan. Evaluasi bisa dilakukan dengan mengevaluasi diri atau minta dievaluasi oleh orang lain.  Jika mengevaluasi orang lain sebaiknya dengan model evaluasi feedback sandwich yaitu atas dan bawah positif feedback seperti pujian/apresiasi, sedangkan isinya constructive feedback berupa saran atau masukan yang membangun. Model ini akan menghargai hasil kerja orang lain, tanpa merendahkannya.

Berikut manfaat evaluasi :

  • Mengenal diri sendiri
  • Lebih berhati-hati dalam bertindak
  • Pengambilan keputusan yang matang
  • Mampu mengahadapi  setiap tantangan
  • Lebih menghargai diri dan orang lain.

Demikian pembahasan tentang etos kerja yang disampaikan dalam traning yang diadakan oleh SMAN 22 Jakarta.  Semoga bermanfaat bagi warga sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan dan berguna juga bagi para pembaca.

sumber gambar : dokpri
sumber gambar : dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun