"Visi diri merupakan sumber utama yang mempengaruhi individu untuk melakukan perubahan secara sengaja." (Boyatzis, R.E., & Akrivou, K. (2006). Â Journal of management development)
Visi diri adalah suatu gambaran kualitas diri terbaik di masa depan, yang secara pribadi bermakna, menginspirasi, serta menggerakan. Maka untuk membangun visi diri harus ditanyakan kepada diri sendiri, Anda ingin menjadi orang yang seperti apa?
Ketika kita tidak punya visi diri maka akan serba ragu, tdk berani ambil keputusan, plin-plan, tidak punya pegangan, hanya Ikut-ikutan, tidak punya pendirian.
Untuk mendapatkan visi diri ideal yang Anda inginkan, maka perlu membangun motivasi dengan rumus
M = TB ( to be ) X TH (to have) X V (valency/ilmu/skill)
Motivasi berasal dari TB (to be) Anda ingin mencapai prestasi apa? Dikalikan dengan TH (to have) apa yang ingin didapat biasanya lebih cendrung bersifat kebendaan (harta, jabatan, popularitas), jika TH ini terlalu tinggi maka akan menghalalkan segala cara, dan bisa mencelakakan dalam jangka panjang. Â Kemudian dikalikan dengan V (valensi/skill). Maka untuk menghasilkan motivasi yang tinggi to be dan valency yang ditingkatkan sedangkan to have nya diperkecil.
2. Rancang rencana kerja dan prioritas kerja
Tahap ke dua untuk menumbuhkan etos kerja yang tinggi yaitu dengan membuat maping pekerjaan dengan kriteria sebagai berikut :
- Pekerjaan itu kategori penting dan mendesak (sangat prioritas)
- Pekerjaan itu kategori penting tapi tidak mendesak (tidak prioritas)
- Pekerjaan itu tidak penting tapi mendesak (prioritas)
- Pekerjaan itu tidak penting dan tidak mendesak (tidak prioritas)
Dengan membuat maping pekerjaan ini maka pekerjaan akan dilakukan sesuai dengan prioritasnya sehingga efektif dan efisien.
3. Malakukan evaluasi diri
Jika seseorang atau organisasi jarang melakukan evaluasi artinya jarang melakukan perbaikan. Evaluasi bisa dilakukan dengan mengevaluasi diri atau minta dievaluasi oleh orang lain. Â Jika mengevaluasi orang lain sebaiknya dengan model evaluasi feedback sandwich yaitu atas dan bawah positif feedback seperti pujian/apresiasi, sedangkan isinya constructive feedback berupa saran atau masukan yang membangun. Model ini akan menghargai hasil kerja orang lain, tanpa merendahkannya.