Setelah merenungkan pengalaman tersebut, saya memutuskan untuk mencoba "puasa digital." Ini adalah upaya untuk mengambil kembali kendali atas perhatian saya. Langkah pertama yang saya lakukan adalah mematikan notifikasi yang tidak perlu. Saya menyadari bahwa banyak dari notifikasi itu tidak penting, tetapi hanya dirancang untuk menarik perhatian saya.
Langkah berikutnya adalah menetapkan waktu khusus untuk mengakses media sosial. Alih-alih membuka aplikasi kapan saja, saya membatasinya pada waktu tertentu, misalnya hanya di pagi hari atau setelah jam kerja. Selain itu, saya mulai meluangkan waktu untuk menikmati keheningan tanpa gangguan teknologi, seperti duduk di taman atau membaca buku fisik.
Terakhir, saya mencoba mengkurasi konten secara sadar. Jika sebelumnya saya membiarkan algoritma memilihkan apa yang harus saya konsumsi, sekarang saya mengambil kendali untuk memilih sendiri artikel atau video yang benar-benar saya anggap bermanfaat.
Hasilnya? Saya merasa lebih tenang dan lebih fokus. Hubungan saya dengan orang-orang di sekitar juga menjadi lebih baik, karena saya lebih hadir dalam percakapan dan aktivitas sehari-hari.
Mengembalikan Makna Kehidupan
Ekonomi perhatian tidak berarti kita harus menolak teknologi sepenuhnya. Sebaliknya, kita perlu belajar menggunakan teknologi dengan bijak. Perhatian adalah sumber daya yang sangat berharga, dan ketika kita mengambil kembali kendali atas perhatian kita, kita akan menemukan hal-hal yang benar-benar penting: makna, hubungan, dan kebahagiaan.
Seperti yang dikatakan artikel di The Guardian, perhatian kita tidak hanya soal waktu yang dihabiskan, tetapi juga bagaimana kita hidup. Ketika perhatian kita terkuras oleh layar, kita kehilangan kesempatan untuk merasakan kehidupan dengan kehadiran penuh. Oleh karena itu, perjuangan melawan algoritma bukan hanya perjuangan individu, tetapi juga perjuangan untuk memulihkan kemanusiaan kita.
Kesimpulan: Sebuah Panggilan untuk Bertindak
Di tengah gegap gempita teknologi, penting bagi kita untuk mengingat bahwa kita bukan mesin. Kita adalah manusia yang dirancang untuk merasakan, hidup, dan hadir sepenuhnya. Mengambil kembali kendali atas perhatian kita adalah langkah kecil, tetapi memiliki dampak besar dalam mengembalikan keseimbangan antara kehidupan digital dan kehidupan nyata.
Jadi, apakah Anda siap untuk merebut kembali kendali atas perhatian Anda? Langkah kecil seperti mematikan notifikasi, mengurangi waktu di media sosial, atau menikmati keheningan bisa menjadi awal yang baik. Pada akhirnya, perhatian Anda adalah milik Anda. Jangan biarkan algoritma mengambil alih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H