Mohon tunggu...
Muhammad Firdaus
Muhammad Firdaus Mohon Tunggu... Guru - Education, Economic and Political Studies

Pembelajar yang terus belajar. Berdetak untuk bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Kasus Viral Daycare di Depok: Pembelajaran Sosial Emosional

5 Agustus 2024   06:30 Diperbarui: 5 Agustus 2024   06:33 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jagat maya di hebohkan oleh pemberitaan yang sedang viral tentang kasus tindak pidana hukum yang dilakukan oleh seorang pemilik Daycare di Depok. Ironisnya korbannya adalah anak yang baru berumur 2 tahun dan sembilan bulan dan lebih membuat pertanyaan masyarakat adalah pelaku merupakan seorang influencer parenting dengan pengikut puluhan ribu. Berikut pentingnya membuat sekolah yang aman dan nyaman dengan pembelajaran sosial emosional (PSE)

Perlu dipahami bersama di awal, terkait keadaan psikis, emosional, dan pikiran setiap orang memiliki tingkat kestabilan dan toleransi yang berbeda dalam mereka merespon segala hal yang di terima maupun yang disampaikan ke orang lain.

Pembelajaran sosial emosional (PSE) adalah proses belajar yang berkaitan dengan pemahaman diri, empati terhadap orang lain, serta kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif

1. Pemahaman Diri

    Sebagai manusia selain kita membutuhkan kepercayaan diri, kita juga membutuhkan kesadaran diri. Kepercayaan diri untuk melangkah dengan berani dan pasti dengan pemahaman kehidupan yang ingin kita jalani dan kesadaran diri yang membantu kita untuk memahami apa yang sebaiknya dan tidak perlu kita lakukan. Begitupun dalam memahami suasana hati, apabila perasaan kita sedang tidak enak atau tidak karuan, kita bisa duduk sejenak atau mengambil air wudhu atau membasuh muka, karena baik dari ajaran Islam atau hasil penelitian menunjukkan bahwa air wudhu atau yang di basuh ke muka dapat membantu untuk menenangkan pikiran dan perasaan.

   Kita harus menyesuaikan diri kita dalam hal kelebihan, kekurangan, dan hal yang sedang dirasakan, sebelum benar-benar kita merespon oleh orang lain karena perlunya identifikasi diri sendiri agar tidak salah dalam mengambil keputusan dalam kasus yang sedang viral, kita dapat meminta bantuan guru lain untuk menenangkan atau menjaga sementara anak yang sedang bermain atau menangis saat kita sadar bahwa diri kita sedang tidak siap untuk menanganinya.

2. Empati Terhadap Orang Lain

    Dalam buku The 7 Habits yang ditulis oleh Stephen Covey, terdapat kebiasaan "Memahami terlebih dahulu, baru dipahami", dengan mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama maka kemungkinan kecil kita keliru dalam mengerti maksud dari sikap yang sedang ditampilkan oleh orang tersebut. Karena setiap orang memiliki kebutuhannya masing-masing yang belum tentu dapat dirinya sampaikan dengan jelas.

     Dalam pembelajaran kasus yang viral alih-alih sibuk dengan handphone saat ada anak asuh yang sedang menangis atau berisik, kita dapat menaruh handphone sejenak kemudian mengajak ngobrol atau berusaha memahami maksud dari anak tersebut dengan benar-benar ingin membantu kerumitan yang sedang dialami anak tersebut. Perlunya meninggikan empati dan kesabaran pada setiap manusia.

3. Kemampuan Berinteraksi dan Berkomunikasi Secara Efektif

    Berinteraksi dan berkomunikasi merupakan dua kegiatan yang saling berhubungan. Dengan interaksi dan komunikasi kita dapat menjalin hubungan dengan orang lain bahkan makhluk hidup selain manusia. Interaksi yang sehat dan baik akan membuat suasana menjadi lebih positif dan tidak dipenuhi konflik, adapun konflik yang terjadi dapat segera teratasi dengan pemahaman awal yang baik dari interaksi dan komunikasi yang positif.

     Memang sangat problematik apabila membaca pemberitaan tersebut, diketahui bahwa guru-guru bahkan merasa di anggap pesuruh padahal mereka adalah seorang guru yang memiliki kemampuan mendidik, sehingga peran mereka tidak keluar secara maksimal karena disibukan dengan ketegangan yang terjadi antara pelaku selaku pemilik yayasan dengan guru yang mengajar di daycare tersebut.

     Maka dari itu interaksi dan komunikasi perlu dijalin dengan baik dan terus menerus dari awal dan setiap harinya, karena pemaknaan komunikasi harus dilakukan secara berkesinambungan, setiap harinya akan ada saja suasana baru yang perlu dimengerti oleh semua pihak, seperti kegiatan, program, pemenuhan fasilitas, dan hubungan dengan wali murid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun