Mohon tunggu...
Muhammad Zurri Shulthan
Muhammad Zurri Shulthan Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa

seorang pelajar yang suka ngopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PBAK 2024 IAIN Ponorogo: Ketika Eksistensialisme Menggadaikan Nalar Kritis Mahasiswa

18 Agustus 2024   11:28 Diperbarui: 18 Agustus 2024   11:37 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


PBAK: Momen Penanaman Nilai atau Pembunuhan Nalar Kritis?

PBAK seharusnya menjadi momen di mana mahasiswa baru diperkenalkan dengan nilai-nilai akademik yang tinggi dan kritis. Namun, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Kegiatan ini disusupi dengan hal-hal yang mengarah pada pola pikir pragmatis, di mana hiburan lebih diutamakan daripada keilmuan dan kesejahteraan mahasiswa. Inilah yang disebut dengan pembunuhan nalar kritis, di mana mahasiswa didorong untuk lebih peduli pada aspek-aspek superfisial daripada esensi dari pendidikan itu sendiri.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
Tanggung Jawab IAIN Ponorogo

IAIN Ponorogo harus bertanggung jawab atas keputusan ini. Sebagai institusi pendidikan, mereka memiliki tanggung jawab moral dan etika untuk memastikan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di dalam kampus mendukung pengembangan intelektual dan kesejahteraan mahasiswa, bukan sebaliknya. Pengalihan anggaran makan siang untuk konser adalah bukti nyata bahwa kebutuhan humanis mahasiswa dianggap tidak penting, dan hal ini adalah bentuk pengabaian yang tidak bisa diterima.

Mengutamakan Kepentingan Eksistensialis di Atas Humanis

Kegiatan hiburan mungkin memiliki tempatnya dalam kehidupan kampus, tetapi mengorbankan kebutuhan dasar dan kesempatan pengembangan intelektual mahasiswa demi hiburan adalah kesalahan besar. Ini adalah bukti bahwa kepentingan eksistensialis---seperti eksistensi sosial dan hiburan---telah diutamakan di atas kepentingan humanis, yang seharusnya menjadi fokus utama dalam dunia akademik.

PBAK yang seharusnya menjadi ajang pengenalan nilai-nilai akademik justru berubah menjadi ajang pembentukan karakter yang pragmatis dan dangkal. IAIN Ponorogo harus mengambil langkah konkret untuk memperbaiki kesalahan ini dan mengembalikan esensi dari pendidikan yang seharusnya menjadi prioritas utama. Sebab, tanpa nalar kritis, tanpa kesejahteraan dasar, kita tidak akan pernah memiliki generasi intelektual yang sejati, melainkan hanya sekumpulan mahasiswa yang terjebak dalam ilusi eksistensialis yang kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun