- Pendidikan Agama di Masjid dan Pesantren: Masjid dan pesantren menjadi pusat pengajaran agama, mengingatkan masyarakat akan pentingnya mengamalkan ajaran Islam, sebagaimana yang dilakukan oleh Sultan Malik al-Saleh pada masanya. Â
- Program Keagamaan Berbasis Komunitas: Melalui kegiatan seperti pengajian subuh berjamaah, tadarus Al-Qur'an, dan khotbah Jumat, masyarakat di Aceh terus didorong untuk meningkatkan kesalehan pribadi dan kolektif. Â
Hasil:
- Meningkatnya kesadaran agama di kalangan masyarakat Aceh. Â
- Masjid sebagai pusat ibadah dan kegiatan sosial yang hidup, mencerminkan model yang diterapkan oleh Sultan Malik al-Saleh. Â
2. Pilar Pendidikan: Sekolah Islam Terpadu dan Universitas Islam
Pada masa Sultan Malik al-Saleh, pendidikan agama dan pengetahuan ilmiah diajarkan dengan baik. Di era modern, Aceh memiliki berbagai lembaga pendidikan yang mengintegrasikan pengetahuan agama dengan ilmu pengetahuan umum. Â
Implementasi:Â Â
- Sekolah Islam Terpadu: Sekolah-sekolah yang menggabungkan pendidikan agama dan akademik, seperti yang dapat ditemukan di Aceh, mewarisi nilai-nilai pendidikan yang diajarkan oleh Sultan Malik al-Saleh. Â
- Perguruan Tinggi Islam: Universitas Islam di Aceh seperti Universitas Islam Negeri Ar-Raniry berfokus pada pengajaran ilmu agama serta ilmu sosial dan alam, menciptakan generasi yang tidak hanya religius, tetapi juga berpengetahuan luas. Â
Hasil: