Mohon tunggu...
Muhammad KhaisanZata
Muhammad KhaisanZata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jatisampurna, Bekasi. Jurusan Public Relation NIM 44219210083 Dosen Pengampu: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jatisampurna, Bekasi. Jurusan Public Relation NIM 44219210083 Dosen Pengampu: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KO9_Teodesi Kejahatan Menurut Gottfried WIlhem Leibniz dan David Hume

18 Mei 2022   21:45 Diperbarui: 23 Mei 2022   14:14 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teodisi merupakan sautu pandangan yang dikemukakan tentang bagaimana adanya kejahatan didunia ini, Teodisi ini berasal dari bahasa Yunani yaitu Theos dan Dike yang berartian Tuhan dan keadilan. Teodisi ini diperkenalkan pertama kali oleh seorang filsuf yang berasal dari Jerman yaitu  Gottfried Leibniz  Wilhem, dia mencurahkan kata-kata ini dalam bukunya yang berjudul  Essais sur la Thodice Bonte de Dieu, la Libert de l'homme et l'origine du mal yang ditulis pada tahun( 1710 masehi).

dimakalah ini saya akan menjelaskan bagai mana pandangan tentang Teodisi dari Gottfried WIlhem Leibniz dan David Hume, dimana mereka berdua merupakan dua filsuf terkemuka pada zamannya, yang dimana pandangan mereka sangat berpengaruh terhadap perubahan sudut pandang orang lain dieranya.

1. Teodisi kejahatan Menurut Gottfried WIlhem Leibniz

Seperti yang saya sampaikan diatas bahwa Gottfried WIlhem Leibniz adalah orang yang mengemukakan kata-kata teodisi melalui bukunya yang berjudul "Essais sur la Thodice Bonte de Dieu, la Libert de l'homme et l'origine du mal " yang berartian "Teodisi: Esai tentang Kebaikan Tuhan, Kebebasan Manusia dan Keaslian Sifat Setan " tujuan dari pembuatan buku ini sendiri merupakan pandangan dia tentang konsep teodisi yaitu pembelaan atas kemahakuasaan tuhan dan kebaikan tuhan melebihi penderitaan yang diberikannya. dalam konsep ini Gottfried WIlhem Leibniz sangat menjelaskan tentang penejalasan konsepnya, dia membagi menjadi dua penjelasan Tuhan dan Manusia, dimana 

Konsep Teodisi tuhan membagi tiga kodrat tuhan yaitu rasional, kehendak dan mahakuasa.

 kodrat rasional itu sendiri mendefinisikan sifat kebijakan dari tuhan.

 kodrat kehendak yaitu dimana tuhan selalu melakukan kehendaknya untuk kebaikannya.

 lalu kodrat mahakuasa dimana dikaitkan kemampuan tuhan membuat suatu hal menjadi ada didunia ini.

Dari tiga kodrat tuhan itu Leibniz kemudian membuat rekonsiliasi dimana manusia yang mempunyai kehendak kebebasan selalu mengarahkan semua nya kearah keburukan atua kejahatan.

Konsep Teodisi Manusia, dimana konsep teodisi ini Leibniz berfikir bahwa kebebasan manusia mempunyai dampak langsung yaitu suatu kejahatan, kebebasan manusia yang diberikan oleh tuhan disalah gunakan oleh manusia dengan mengarah terhadap keburukan yang tuhan larang. tuhan mencipatakan manusia mencintainya dan melarang  segala kejahatan yang ada, namun dengan adanya kebebasan yang diberikan tuhan manusia yang dicintai oleh tuhan menyalah gunakan kebebasan yang diberikan dan melakukan suatu tindakan kejahatan.

2. Teodisi Menurut David Hume

David Hume menrupakan seorang filsuf yang penting dari inggris dia lahir pada 26 april 1711, dalam bukunya yang berjudul "Dialogues Concerning Natural Religion" David hume meberikan suatu pendapat. "Apakah Tuhan berniat mencegah kejahatan, tetapi tidak mampu? Maka apakah tuhan tidak mahakuasa. Apakah tuhan mampu, tetapi tidak berniat (mencegah kejahatan)? Maka tuhan kejam. Apakah tuhan mampu dan berniat mencegah kejahatan? apa bila tuhan mencegah kejahatan, dari mana datangnya kejahatan?". 

 dari pendapat David Hume diatas dia menolak mempercayai bahwa tuhan tidak ada, keraguan David Hume diperkuat oleh banyak teolog bahwa tuhan adalah mahluk mahasempurna namun dalam kehidupannyata yang dialami oleh David Hume dimana banyak kejahatan, dia beranggapan bahwa Jika ada sosok yang maha sempurna maka akan membuat kesempurnaan namun keadaan didunia yang penuh kejahatan dan menunjukan ketidak sempurnaan seperti adanya kejahatan yang berasal dari manusia dan kejahatan yang berasal dari alam, maka menurut dia itu adalah bukti bahwa tuhan sesungguhnya tidak sempurna atua mungkin juga menjadi sumber kejahatan, Namun David Hume tidak ambil pusing dalam skeptisnya tersebut terhadap tuhan. Dia merasa bahwa manusia tidak pernah berada didunia lain selain dunia ini, maka dia berfikir tidak cukup informasi dan pengalaman untuk menyimpulkan bahwa tuhan sempurna atau tidak dan bahwa kejahatan munculnya dari tuhan atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun