b.Angin: Di daerah kering, angin kencang mengikis lapisan permukaan tanah, terutama pada tanah bertekstur halus yang mudah terangkat.
c.Es: Gletser yang bergerak mengikis batuan dan tanah di bawahnya melalui tekanan berat es yang bergerak lambat.
d.Gravitasi: Pada lereng yang curam, gravitasi dapat menyebabkan tanah atau batuan longsor atau runtuh, memulai proses erosi.
2.Pengangkutan (Transport)
Setelah material terkikis, agen erosi kemudian mengangkut material tersebut ke tempat lain. Metode pengangkutan tergantung pada agen erosi yang terlibat:
a.Air: Aliran permukaan, sungai, dan arus laut membawa sedimen yang terkikis, memindahkannya ke hilir atau sepanjang garis pantai.
b.Angin: Angin mengangkut partikel halus, seperti pasir dan debu, melalui proses saltasi (melompat), suspensi (mengambang di udara), atau creep (menggulung di sepanjang tanah).
c.Es: Gletser mengangkut batuan dan tanah yang terperangkap dalam lapisan es saat bergerak ke bawah, membawa material jauh dari sumbernya.
d.Gravitasi: Gerakan massal seperti longsoran tanah atau jatuhnya batuan membawa material menuruni lereng dan lembah.
3.Deposisi (Deposition)
Setelah diangkut, material akhirnya akan diendapkan ketika energi agen erosi berkurang, dan material tidak lagi dapat dibawa. Proses deposisi terjadi dalam berbagai kondisi: