Hal ini beralasankan fundamental ekonomi yang dimiliki indonesia cukup kuat. Inflasi yang terjadi di Indonesia terpantau masih terjaga di kisaran sekitar 5%, di mana pertumbuhan ekonomi yang pulih pesat di atas 5%.Â
Lalu, di sektor perdagangan, indonesia masih cukup kuat dan cukup ekspansif karena masih banyaknya pengusaha yang melakukan ekspor komoditas. Serta yang paling penting adalah adanya UMKM yang menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Â
Investasi pun tak dapat ditinggalkan karena di tahun ini, faktor tersebut terus tumbuh. Sepanjang April-Juni atau Triwulan ke II, investasi di Indonesia mencapai Rp.302,2T, atau tumbuh 35,5%.
Dalam perdagangan internasional pun, Indonesia cenderung tidak akan menghadapi permasalahan yang besar serta tidak akan berdampak secara langsung oleh resesi global, dikarenakan Indonesia tidak bergantung pada komoditas yang berasal dari negara yang sedang berkonflik, yaitu Russia dan Ukraina.
Walau prediksi positif yang diberikan oleh beberapa pihak, namun kewaspadaan terhadap resesi ini haruslah dianggap serius oleh pemerintah. Seperti yang sudah dikatakan bahwa The Fed menaikkan suku bunga acuan hingga hampir 5% sampai pada awal 2023 dalam rangka menurunkan inflasi yang terjadi di dunia.Â
Suku bunga the Fed ini menjadi acuan suku bunga bank sentral hampir di semua negara, termasuk Indonesia.Â
Dikarenakan suku bunga yang naik, biaya modal dan bunga kredit pun akan ikut naik. Berdasarkan hal tersebut, bisa berdampak kepada mata uang lokal yang melemah terhadap mata uang asing.
Jika Indonesia memiliki segudang pinjaman dalam mata uang asing, baik oleh pemerintah ataupun swasta, maka jumlah mata uang lokal yang akan dikeluarkan untuk mengembalikan pinjaman yang bermata uang asing juga akan semakin meningkat.Â
Hal inilah yang perlu dihindari oleh Indonesia. Selain itu, UMKM sebagai tulang punggung perekonomian di Indonesia, perlu lebih diperhatikan dan dikedepankan perannya dalam menyelamatkan Indonesia dari resesi 2023.Â
Selain itu, diperlukan pula penyesuaian harga komoditas dalam negeri terhadap harga komoditas dunia agar daya beli masyarakat dalam negeri tidak menurun.