Bahkan perempuan yang berpendidikan jatuh ke dalam perangkap ini, tetapi kemudian mengetahui bahwa mereka  ditipu. Poligami merupakan salah satu penyebab  pertumbuhan penduduk. Hal ini hanya akan membebani pemerintah untuk memenuhi tuntutan warganya.
Dalam beberapa hubungan poligami,  istri mungkin memiliki rumah yang terpisah untuk dijaga dengan anaknya. Di tempat lain, istri dan anak-anak dapat berbagi  rumah. Suami diharapkan memberikan waktu dan perhatian yang sama kepada setiap istri agar pasangan merasakan  kasih sayang yang setara. Ini dianggap  hak mereka dalam hubungan.Â
Para istri kemudian dapat meminta untuk memperbaiki seluruh rumah dan bekerja sama untuk merawat semua anak, bukan hanya anak mereka sendiri.
Efek poligami terhadap perempuan dan anak menjadi masalah sosial bahwa poligami memiliki kerugian pada keluarga dan masyarakat, tetapi perceraian bukanlah pilihan. Pembuat kebijakan dan lembaga penegak hukum harus mengesahkan undang-undang untuk kesejahteraan perempuan poligami.Â
Seperti halnya harus dididik melalui berbagai program untuk mengatasi stres dan mengelola konsekuensi lain dari poligami. Jadi hal tersebut tidak menentang poligami tetapi kebutuhan untuk memperbaiki struktur keluarga keluarga poligami menjadi perhatian utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H