Jika diibaratkan, ada banyak artikel tertulis di udara dan saya harus membacanya satu per satu. Untungnya, kebiasaan membaca itu mampu meramalkan pola obrolan. Saya pun bisa dengan cepat memutuskan untuk menanggapinya serius atau sekedar mengatakan, "oh, begitu ya."
Hal terpenting, saya tidak bisa menghindar. Tidak boleh pula mengalihkan perhatian kepada gadget apalagi topik obrolan yang tidak familiar dengan lawan bicara. Kita bisa dicap sebagai manusia tidak punya tata krama.
Katanya, etika itu lebih penting dibanding ilmu pengetahuan belaka, apalagi yang tidak berguna.
 Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!