Sebagian dari kita membangun border dalam pikiran sendiri. Menghalangi diri dari berbagai kemungkinan apa yang akan terjadi. Bahkan melihat dunia tanpa lensa yang memadai. Dianggapnya jika apa yang ada di dunia ini semata apa yang terjadi di depan mata. Apa yang jauh di sana hanya menutup mata.Â
Seperti katak dalam tempurung, diantara kita masih ada yang menganggap jika kehidupan itu begitu sempit. Masih menganggap jika dunia kecil di sekitarnya adalah yang terbaik.Â
Kadang memalukan jika hal demikian masih tertanam dalam benak generasi muda. Saya tidak ingin menyalahkan jika pola berulang ini karena ulah penjajah. Toh, interaksi bangsa dengan dunia luar sudah terjadi cukup lama. Saya hanya menyayangkan jika masih berpikir jika orang luar adalah bangsa yang tidak perlu diajak duduk bersama kemudian menjadi teman bicara.Â
Alhasil, kita menjadi bangsa yang tidak berpikir secara global. Kemudian, enggan bertindak dalam skala lokal.Â
-----
Klik bahan bacaan:
1. Rasa ingin tahu;
2. Pola pikir orang Barat dan orang Timur;
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H