Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bocah Kosong pun Bisa Jadi Selebriti

17 Januari 2024   17:14 Diperbarui: 17 Januari 2024   17:16 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin para penonton kosong inilah yang terpikat dengan para bocah kosong. 

Apakah ini bentuk sindiran halus kepada media arus utama yang selalu memberikan tempat istimewa bagi mereka yang berada di puncak piramida sosial. Biasanya, acara bincang-bincang hanya bagi mereka dengan kadar intelektual yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. 

Atau, Si Bocah Kosong memang menawarkan opsi bagi penonton yang merasa kosong. Keterwakilan penonton pada sosoknya bisa memikat bahkan perlahan mengagumi. Bisa saja jika awalnya memaklumi situasi yang serupa. Berkesimpulan, "jika kepolosan dan ketidak tahuan merupakan fenomena yang dialami banyak orang, termasuk host pada acara bincang-bincang".

Di tongkrongan pun, karakter bocah kosong ini mudah dijumpai. Mereka jadi bulan-bulanan cemoohan tapi mereka dirindukan. Kepolosan mereka menjadi hiburan, diledek tanpa merasa sakit hati, malah itulah cara dia mendekatkan diri dengan kawan-kawannya. 

Diantara anda bisa saja ada yang tidak suka dengan gaya Si Bocah Kosong. Itu hak anda. Jika berpikir tontonan demikian hanya sampah ya sudahlah. Terserah. 

Setiap orang punya minat tersendiri. Karena alasan demikian media sosial bisa lebih selektif dalam memilih pemirsanya. 

Jika anda menganggap Si Bocah Kosong tak layak menjadi selebritis serta harus berpengetahuan, mungkin zaman sudah berubah. Tidak semua orang berpikir sama. Mereka pun punya alasan kuat jika pengetahuan semata cukup dicari saja di Google. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun