Mungkin para penonton kosong inilah yang terpikat dengan para bocah kosong.Â
Apakah ini bentuk sindiran halus kepada media arus utama yang selalu memberikan tempat istimewa bagi mereka yang berada di puncak piramida sosial. Biasanya, acara bincang-bincang hanya bagi mereka dengan kadar intelektual yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.Â
Atau, Si Bocah Kosong memang menawarkan opsi bagi penonton yang merasa kosong. Keterwakilan penonton pada sosoknya bisa memikat bahkan perlahan mengagumi. Bisa saja jika awalnya memaklumi situasi yang serupa. Berkesimpulan, "jika kepolosan dan ketidak tahuan merupakan fenomena yang dialami banyak orang, termasuk host pada acara bincang-bincang".
Di tongkrongan pun, karakter bocah kosong ini mudah dijumpai. Mereka jadi bulan-bulanan cemoohan tapi mereka dirindukan. Kepolosan mereka menjadi hiburan, diledek tanpa merasa sakit hati, malah itulah cara dia mendekatkan diri dengan kawan-kawannya.Â
Diantara anda bisa saja ada yang tidak suka dengan gaya Si Bocah Kosong. Itu hak anda. Jika berpikir tontonan demikian hanya sampah ya sudahlah. Terserah.Â
Setiap orang punya minat tersendiri. Karena alasan demikian media sosial bisa lebih selektif dalam memilih pemirsanya.Â
Jika anda menganggap Si Bocah Kosong tak layak menjadi selebritis serta harus berpengetahuan, mungkin zaman sudah berubah. Tidak semua orang berpikir sama. Mereka pun punya alasan kuat jika pengetahuan semata cukup dicari saja di Google.Â