Sore, kita pulang ke rumah. Sesekali membuka majalah langganan karena sayang kalau tidak dibaca. Uang sudah dikeluarkan dari kantong untuk berlangganan.
Malam sebelum tidur, novel favorit sudah menanti. Masih banyak halaman yang belum dibaca. Ceritanya sungguh menggoda dan membawa kita menjelajah imajinasi sang penulis.
***
Apabila begitu banyak sumber informasi yang diterima, sangat mungkin bisa mengubah pola pikir kita. Bukan informasi yang rumit seperti masalah kemelut Perang Dunia. Namun, bisa juga sekedar informasi tentang bagaimana orang Cina beternak bebek Peking.
Mungkin inilah yang disebut "rangsangan dari lingkungan". Besar ataupun kecil, otak kita akan dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuk kita.
Lingkungan yang dimaksud bukan hanya lingkungan fisik yang dapat diindera. Termasuk juga "lingkungan" non-fisik yang hanya "tersaji" dalam ruang imajinasi. Lingkungan yang tidak terjangkau oleh raga sangat mungkin mempengaruhi perilaku bahkan morfologi fisik seseorang karena otaknya yang dipengaruhi.
Saya percaya jika "penampakan" fisik otak manusia akan berubah seiring rangsangan lingkungan. Maaf, tentang ini pun saya tidak bisa bicara banyak. Ada buku yang secara khusus membahas ini.
Merangsang otak dengan bahan bacaan itu pun bukanlah suatu cara untuk meningkatkan kecerdasan seseorang. Kalau orang itu sejak lahir "kurang cerdas" ya mau bagaimana lagi. Merangsang orang dengan bacaan dimaksudkan sebagai bentuk ajakan untuk memberikan opsi tambahan tentang konsepsi dunia.
Apabila dunia di sekitarnya begitu berantakan. Maka bahan bacaan bisa mengajak orang untuk segera memilih mana hal yang akan dijalankan dalam kehidupan. Persis seperti mencoblos di bilik suara ketika Pemilu.
Sebgaimana Pemilu, bahan bacaan tidak melulu tulisan yang kurang menarik. Gambar seperti komik atau kombinasi tulisan dengan ilustrasi yang menarik juga bisa disebut bahan bacaan. Karena membaca tidak harus huruf dan angka. Membaca bisa berupa simbol-simbol yang tertera dalam bentuk gambar.
***