Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gemar Membaca dan Membangun Bangsa, Adakah Hubungannya?

17 Mei 2022   09:37 Diperbarui: 17 Mei 2022   10:00 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: jogja.tribunnews.com

Pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di pikiran hingga sekarang. Belum mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Penelaahan yang membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Mungkin juga membutuhkan banyak biaya, jika itu dilakukan oleh peneliti.

Barangkali diantara Kompasianer ada yang bisa memberikan jawaban atas pertanyaan "sederhana" itu. Berdasarkan pengalaman dan pemahaman yang Anda miliki, setidaknya bisa memberikan gambaran sebuah hubungan sebab-akibat antara kegemaran membaca suatu bangsa dengan semangat warganya untuk membangun negaranya.

***

Sebagai pengantar, saya hanya ingin mengajak Anda untuk memperhatikan sebuah negeri yang dikenal sebagai bangsa "gemar membaca", yakni Jepang. Konon, warga di sana begitu gemar membaca berbagai tema bacaan. Mulai dari sekedar hiburan hingga tema sosial-politik yang membingungkan.

Saya tidak bisa terlalu jauh membahas bagaimana dan kenapa bangsa Jepang begitu gemar membaca. Silakan mencari sumber yang bisa dipercaya sehingga alasannya diterima nalar.

Sebagai ilustrasi, saya akan mengajak Anda untuk berandai-andai menjadi warga Jepang. Tentu saja warga Jepang yang gemar membaca.

Jika kita terbangun di pagi hari, secangkir kopi mungkin menemani. Di tangan kanan memegang koran. Membacanya hingga beberapa halaman waktu tidak sempat menyelesaikan semua rubrik di koran.

Ketika jam istirahat makan siang, tidak ada salahnya membuka komik kegemaran. Melihat-lihat cerita tokoh utama di komik hanya sekilas saja karena komik lebih banyak memuat gambar.

Sore, kita pulang ke rumah. Sesekali membuka majalah langganan karena sayang kalau tidak dibaca. Uang sudah dikeluarkan dari kantong untuk berlangganan.

Malam sebelum tidur, novel favorit sudah menanti. Masih banyak halaman yang belum dibaca. Ceritanya sungguh menggoda dan membawa kita menjelajah imajinasi sang penulis.

***

Apabila begitu banyak sumber informasi yang diterima, sangat mungkin bisa mengubah pola pikir kita. Bukan informasi yang rumit seperti masalah kemelut Perang Dunia. Namun, bisa juga sekedar informasi tentang bagaimana orang Cina beternak bebek Peking.

Mungkin inilah yang disebut "rangsangan dari lingkungan". Besar ataupun kecil, otak kita akan dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuk kita.

Lingkungan yang dimaksud bukan hanya lingkungan fisik yang dapat diindera. Termasuk juga "lingkungan" non-fisik yang hanya "tersaji" dalam ruang imajinasi. Lingkungan yang tidak terjangkau oleh raga sangat mungkin mempengaruhi perilaku bahkan morfologi fisik seseorang karena otaknya yang dipengaruhi.

Saya percaya jika "penampakan" fisik otak manusia akan berubah seiring rangsangan lingkungan. Maaf, tentang ini pun saya tidak bisa bicara banyak. Ada buku yang secara khusus membahas ini.

Merangsang otak dengan bahan bacaan itu pun bukanlah suatu cara untuk meningkatkan kecerdasan seseorang. Kalau orang itu sejak lahir "kurang cerdas" ya mau bagaimana lagi. Merangsang orang dengan bacaan dimaksudkan sebagai bentuk ajakan untuk memberikan opsi tambahan tentang konsepsi dunia.

Apabila dunia di sekitarnya begitu berantakan. Maka bahan bacaan bisa mengajak orang untuk segera memilih mana hal yang akan dijalankan dalam kehidupan. Persis seperti mencoblos di bilik suara ketika Pemilu.

Sebgaimana Pemilu, bahan bacaan tidak melulu tulisan yang kurang menarik. Gambar seperti komik atau kombinasi tulisan dengan ilustrasi yang menarik juga bisa disebut bahan bacaan. Karena membaca tidak harus huruf dan angka. Membaca bisa berupa simbol-simbol yang tertera dalam bentuk gambar.

***

Nah, saya menemukan kata kunci untuk menjawab pertanyaan di atas. Pilihan.

Pilihan akan apa yang harus dilakukan begitu banyak bagi orang yang gemar membaca. Pilihan untuk terus maju atau stganan, diam di tempat. Bila memilih terus maju maka sadar akan ada resiko. Bila diam pun, akan ada resiko tergerus zaman.

Seperti berbelanja daring di e-commerce, informasi sangat mempengaruhi orang untuk bertindak. Walaupun dia tahu barang yang dibeli hanya ada dalam imajinasi. Setidaknya, dia sudah melakukan satu tahapan untuk berubah. Menekan tombol "BELI" agar kita memiliki apa yang kita angani.

-------
Buku bahan bacaan:
Jeff Brown dan Mark Fenske, Otak Pemenang (terjemahan), Pustaka Alvabet, Jakarta:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun