Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Demi Ibu, Terpaksa Suka Sinetron India

10 Maret 2022   06:27 Diperbarui: 10 Maret 2022   15:48 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan sinetron Balika Vadhu (Foto: sumsel.tribunnews.com)

Televisi menjadi pemersatu di tengah keluarga kami. Ketika ibu dan nenek saya masih gaptek, tidak bisa membuka internet, maka anggota keluarga yang lain ikut nimbrung di depan TV.

Sinetron India, menjadi acara  favorit ibu saya. Ditayangkan di sore hari hingga berjam-jam. Bisakah saya memindahkan salurannya? Tentu tidak. Remote TV dikuasai nyonya rumah. Dan, yang lain harus ikut menonton tanpa bisa berkompromi.

Bagi saya, pilihannya ada 2: pergi atau ikut menonton.

Bagaimana jika anda menghadapi situasi yang sama dengan saya?

Mungkin anda akan pergi atau setidaknya sibuk sendiri dengan gadget favorit. Membuka aplikasi media sosial atau permainan daring yang bisa mengusir kebosanan. Berada di kamar atau di beranda sendirian tanpa memperdulikan apa yang ditonton kaum ibu.

Sebagai anak, situasi seperti demikian bisa membuat waktu bersama keluarga menjadi terbuang. Bagi anda yang tidak suka menonton sinetron India menjauh dari TV bisa menjadi solusi. Tapi, komunikasi dengan Si Mami seakan tak pernah terjadi.

Karena alasan demikian, saya "terpaksa" memilih pilihan kedua. Ikut menonton sinetron meskipun ceritanya tidak sinkron dengan selera. Saya mendengarkan bagaimana Si Mami begitu antusias bercerita tentang alur, karakter si tokoh bahkan mulai menebak bagaimana akhirnya.

Saya perlihatkan jika saya antusias dengan apa yang diceritakan ibu. Walaupun saya paham tipe penonton seperti apa orang yang suka nonton sinetron India. Tapi, sebagai anak mencoba menanggapi obrolan orang tua.

Karena, hanya tema itu yang menjadi bahan obrolan anak dengan orang tua. Karena kalau membicarakan perang Russia-Ukraina, kasihan, ibu saya suka pusing.

Waktu bersama dengan kedua orang tua tidak akan terulang lagi. Mendekatkannya dengan mereka bukan hanya dengan kehadiran secara fisik. Ketika liburan bersama tidak bisa karena alasan biaya, maka menonton sinetron India adalah salah satu caranya.

***

Film seri ala Bollywood yang jauh berbeda dengan Hollywood dalam hal penyajian membuat kami _yang berbeda generasi_ jadi berbeda selera. Disandingkan dengan miniseri Korea juga tak bisa dibandingkan, sinetron India terlalu lugas dalam berkata.

Masa Saylendra sudah lama punah, tapi gaya cerita ala Mahabarata masih disukai rakyat Nusantara. Bagaimana orang India bercerita rasanya tidak jauh berbeda dengan gaya Melayu Lama yang sudah terpatri dalam darah orang daerah. Sulit menerka cerita yang penuh kiasan apalagi misterius.

Tarian dan tangisan masih jadi menu utama sandiwara negeri para dewi. Di kala sinetron Si Doel dianggap jadul, gaya Korea masih sulit diterima ema-ema. Mungkin, dinamika kasta dalam masyarakat kita masih dianggap mewakili realita. Makanya, mereka sulit untuk mengatakan tidak suka.

Ketika romantisme menjadi bumbu penyedap dunia hiburan, masih banyak yang menganggap kolonialisme sebagai tema utama. Ketika optimisme dihembuskan dengan berbagai cara, pesimisme masih menyelimuti jiwa. Meski begitu, setidaknya kita tahu bagaimana orang tua kita berpikir tanpa harus mewawancarainya apalagi ikut psiko tes.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun