***
Film seri ala Bollywood yang jauh berbeda dengan Hollywood dalam hal penyajian membuat kami _yang berbeda generasi_ jadi berbeda selera. Disandingkan dengan miniseri Korea juga tak bisa dibandingkan, sinetron India terlalu lugas dalam berkata.
Masa Saylendra sudah lama punah, tapi gaya cerita ala Mahabarata masih disukai rakyat Nusantara. Bagaimana orang India bercerita rasanya tidak jauh berbeda dengan gaya Melayu Lama yang sudah terpatri dalam darah orang daerah. Sulit menerka cerita yang penuh kiasan apalagi misterius.
Tarian dan tangisan masih jadi menu utama sandiwara negeri para dewi. Di kala sinetron Si Doel dianggap jadul, gaya Korea masih sulit diterima ema-ema. Mungkin, dinamika kasta dalam masyarakat kita masih dianggap mewakili realita. Makanya, mereka sulit untuk mengatakan tidak suka.
Ketika romantisme menjadi bumbu penyedap dunia hiburan, masih banyak yang menganggap kolonialisme sebagai tema utama. Ketika optimisme dihembuskan dengan berbagai cara, pesimisme masih menyelimuti jiwa. Meski begitu, setidaknya kita tahu bagaimana orang tua kita berpikir tanpa harus mewawancarainya apalagi ikut psiko tes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H