Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ormas di "Ketiak" Capres-Cawapres

2 Juli 2019   08:40 Diperbarui: 2 Juli 2019   08:50 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

Saya menunggun proses Pemilu selesai untuk menyampaikan unek-unek ini. Karena ingin melihat pola pergerakannya. Apakah ormas Islam yang mendukung oposisi masih kuat dengan sikapnya? Apakah ormas pendukung petahana masih nyaman dengan posisinya?

Apabila dalam banyak kesempatan mereka selalu mengatakan ini perjuangan ummat, maka saat ini akan kelihatan apa yang sebetulnya diperjuangkan? Eksistensi golongan atau kepentingan demi kemaslahatan?

Di laman petisi online change.org ada desakan untuk membubarkan atau mempertahankan sebuah ormas pendukung oposisi. Ketika, oposisi kalah di pertarungan kali ini apakah sikap mereka akan melunak?

Melunak untuk apa? Saya suka melihat jika sikap melunak ini untuk kemaslahatan ummat, kenapa tidak. Tapi, sikap ngotot demi mempertahankan kepentingan segelintir petinggi ormas, lalu untuk siapa mereka berjuang?

Dalil-dalil syar'i atau pun dalil pribadi, tidak bisa lagi menjadi patokan. Justru, sikap legowo semua pihak untuk saling mengedepankan kepentingan ummat itulah yang diharapkan.

Ormas-ormas pendukung petahana pun jangan jumawa. Apabila anda berjuang untuk ummat maka kami tunggu kiprahnya di negeri ini.

***

Segitu sajalah dari saya. Semoga menjadi perhatian kita semua yang merasa bahwa agama bukan hanya alat semata tetapi ruh bagi berbangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun