Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf ST
Muhammad Yusuf ST Mohon Tunggu... Arsitek - ASN, Arsitek Freelance yang Hobi Menulis

Anak Kendari, yang Menikah di Bulukumba, pernah Tugas di Halmahera Tengah, Makassar dan sekarang di Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan. Punya Minat ; 🕌Belajar Islam ✔️ ☕Ngopi Bareng, 🍱Wisata Kuliner, ✍️Sketsa Tangan, 🖍️Desain Grafis, 🏡Desain Arsitektur, 🏕️Rihlah/Traveling, 🥋Olahraga Tarung, 📝Membaca dan Menulis, 🎥Video Editing dan Nonton Movie.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mencintai Nabi adalah Ibadah

8 Oktober 2022   21:54 Diperbarui: 8 Oktober 2022   22:06 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"i" QS. 'Ali-Imran : 31 


Hari ini, Sabtu, 8 Oktober 2022 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1444 H.

Rabi'ul Awal adalah bulan ketiga dalam Penanggalan Islam atau Bulan Hijriah. Rabi'ul Awal berjumlah 30 hari. Bulan ini memiliki arti "Pulangnya Pemuda dari daerah perantauan ke kampung halamannya."
Bulan ini merupakan salah satu bulan yang spesial karena di bulan inilah Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam lahir.

Semua hal yang berkaitan dengan Rasulullah, maka hal tersebut menjadi istimewa. Bahkan keistimewaan Rasulullah bisa dipahami lewat Firman Allah pada QS. Al-Ahzab ayat 56 yang artinya :  "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."

Tidak hanya itu, bukti bahwa kita betul dalam Mencintai Allah adalah dibuktikan dengan Mengikuti Rasulullah.

"i" QS. 'Ali-Imran : 31 

Allah berfirman dalam QS. 'Ali-Imran : 31, Katakanlah: "Jika kamu (Benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dengan dua Ayat Al-Quran ini, maka kita jelas mengetahui bahwa Mencintai Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah Ibadah.

Namun Ungkapan Cinta tidak boleh keluar dari aturan syari'at apalagi sampai berlebihan yang dikenal istilah Ghuluw ataupun melakukan perbuatan-perbuatan terlarang yang menjerumuskan ke Perbuatan kesyirikan atau menyekutukan Allah dengan Makhluk.

Soal Cinta, tentu keluarga dan para sahabat terdekat kitalah yang paling mencintai kita. Begitupula yang terjadi pada para sahabat Rasulullah, Radhiyallahu 'Anhum jami'an, mereka semua mencintai Rasulullah, bahkan melebihi kadar cinta mereka kepada keluarga mereka sendiri, bahkan mereka rela berkorban jiwa raga demi melindungi Rasulullah.

Perasaan Cinta yang begitu dalam-lah yang membuat Sahabat Nabi yang Mulia Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu yang terkenal garang seakan menolak Taqdir Allah ketika mendengar Rasulullah telah Wafat. Beliau seakan lupa bahwa Rasulullah juga hanyalah manusia yang berjiwa, yang suatu saat akan mati. Yang ditegaskan dalam Firman Allah QS. Al-Ankabut ayat 57, "Kullu nafsin zaa iqatulmauti,  tsumma ilainaa turja'un," yang artinya : "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan."

Dalam keadaan sedih tak terkira tersebut, tampillah Sahabat Nabi yang Mulia, Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu yang mengingatkan Umar dan para sahabat yang berkumpul pada saat itu.
Setelah sebelumnya beliau membuka kain penutup Wajah Rasulullah, dan mencium Kening Rasulullah seraya beliau berkata yang artinya : "Ayah dan ibuku sebagai tebusan, engkau adalah orang yang Suci, baik ketika engkau masih hidup maupun setelah engkau wafat."

Setelah menutup Wajah Rasulullah, kemudian Abu Bakar berdiri, naik ke atas mimbar, lalu menyadarkan manusia : "Siapa saja diantara kalian yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwasanya Muhammad telah wafat. Dan siapa saja diantara kalian yang menyembah Allah, maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Hidup, dan tidak akan pernah Mati."

Kemudian Abu Bakar mengutip Firman Allah, yang artinya : "Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul, sebelumnya telah berlalu beberapa Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)?. Barangsiapa berbalik ke belakang (murtad), maka ia tidak akan merugikan Allah sedikitpun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur." (QS. 'Ali-Imran : 144)

Para sahabat saat itu hanya bisa menangis, seakan mereka baru mendengar Ayat yang disampaikan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu.

Begitupula sobat, Cinta kepada Rasulullah adalah Ibadah, namun sebagaimana Ibadah yang lain, maka dia tidak boleh melampaui apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah yang dikenal dengan istilah Bid'ah dan diapun tidak boleh menjadikan kita menyekutukan Allah, yang dikenal dengan istilah Syirik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun