Dalam keadaan sedih tak terkira tersebut, tampillah Sahabat Nabi yang Mulia, Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu yang mengingatkan Umar dan para sahabat yang berkumpul pada saat itu.
Setelah sebelumnya beliau membuka kain penutup Wajah Rasulullah, dan mencium Kening Rasulullah seraya beliau berkata yang artinya : "Ayah dan ibuku sebagai tebusan, engkau adalah orang yang Suci, baik ketika engkau masih hidup maupun setelah engkau wafat."
Setelah menutup Wajah Rasulullah, kemudian Abu Bakar berdiri, naik ke atas mimbar, lalu menyadarkan manusia : "Siapa saja diantara kalian yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwasanya Muhammad telah wafat. Dan siapa saja diantara kalian yang menyembah Allah, maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Hidup, dan tidak akan pernah Mati."
Kemudian Abu Bakar mengutip Firman Allah, yang artinya : "Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul, sebelumnya telah berlalu beberapa Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)?. Barangsiapa berbalik ke belakang (murtad), maka ia tidak akan merugikan Allah sedikitpun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur." (QS. 'Ali-Imran : 144)
Para sahabat saat itu hanya bisa menangis, seakan mereka baru mendengar Ayat yang disampaikan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu.
Begitupula sobat, Cinta kepada Rasulullah adalah Ibadah, namun sebagaimana Ibadah yang lain, maka dia tidak boleh melampaui apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah yang dikenal dengan istilah Bid'ah dan diapun tidak boleh menjadikan kita menyekutukan Allah, yang dikenal dengan istilah Syirik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H