Mohon tunggu...
Muhammad Yusril Mulya
Muhammad Yusril Mulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka Jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bisakah Pembelajaran Coding Diterapkan Di Tingkat SD ?

8 Januari 2025   20:10 Diperbarui: 8 Januari 2025   20:10 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari Tempo.Co, Jakarta - Pakar siber menyambut usulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mengajarkan coding dan kecerdasan buatan (AI) di sekolah dasar dan sekolah menengah. Namun, masih ada catatan. Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, berpendapat bahwa jika usulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk memasukkan coding dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah (SD) akan berdampak positif. Dia berharap kebijakan ini tidak akan diterapkan dalam waktu dekat. 

"Sulit jika hanya ada satu presiden dan kebijakannya diganti lagi". Alfons mengatakan bahwa itu hanya pemborosan uang.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, sebelumnya menerima usulan tersebut dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ini adalah putra sulung dari mantan presiden Joko Widodo yang ingin Indonesia bersaing dengan India dalam hal pendidikan usia dini.

"Kita ingin lebih banyak lagi pakar pemrograman, pakar AI, pakar machine learning, dan sebagainya," kata Gibran, di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, pada 11 November.

Menurut Alfons, kurikulum yang menggabungkan ilmu coding dan AI hendaknya diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan hingga SMA. Penerapannya juga harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan usia anak.

"Tingkat pengenalan AI agar anak-anak terbiasa dengan AI," ujarnya.

Alphonse menekankan penggunaan format ramah anak saat mengajarkan coding dasar, seperti model klik (click) dan seret (Drag) yang lebih sederhana. Belajar coding tidak hanya mengenalkan anak untuk menjadi programmer, namun juga menjelaskan tujuan dari aplikasi tersebut.

"Yang penting bukan coding, tapi pemahaman konsep dan cara kerjanya," ujarnya.

Responden juga menjawab tentang pentingnya keterampilan manajemen proyek dalam pengembangan aplikasi. Alfons melanjutkan bahwa ketika coding, peran project manager (PM) dalam memahami ruang lingkup dan tujuan pekerjaan terutama penting untuk kualitas aplikasi. Jika anak dibiasakan mengenal lingkungan coding sejak dini, lama kelamaan otomatis mereka akan terlatih menjadi programmer, PM, dan lain-lain. 

Dikutip dari suara.com, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti menanggapi pertanyaan Gibran. Ia mengatakan pihaknya berencana memperbarui kurikulum dengan menambahkan mata pelajaran kecerdasan buatan dan pengkodean tahun depan. Pelajaran ini dapat dipetik mulai dari kelas 4 sekolah dasar.

Keduanya menjadi mata pelajaran pilihan di sekolah yang dianggap efisien secara teknis, dan pedagogi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun