Mohon tunggu...
Muhammad Yasir Rizqullah
Muhammad Yasir Rizqullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Lambung Mangkurat

Mahasiswa aktif tahun keempat dalam program studi S1 Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat. Saya suka mencoba hal-hal baru dan tertarik untuk terus berlatih dan meningkatkan kemampuan saya melalui pengalaman-pengalaman baru yang menarik serta menambah skill dan kemapuan saya. Saya memiliki minat dan bakat pada bidang sosial, kemasyarakatan dan juga dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Multikultural, Upaya Menanamkan Nilai Keberagaman Siswa Sekolah Dasar di Indonesia

20 Juni 2024   15:05 Diperbarui: 21 Juni 2024   01:13 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Memberikan keyakinan kepada siswa tentang pentingnya menghargai perbedaan dalam keragaman.
2. Mengembangkan kurikulum yang inklusif dan mengakui keragaman agar siswa memahami dan menghargai perbedaan.
3. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas yang beragam serta mengintegrasikan nilai-nilai keberagaman ke dalam mata pelajaran.
4. Menyediakan sumber daya yang memadai, seperti buku teks, materi pembelajaran, dan fasilitas, untuk mendukung penerapan nilai-nilai keberagaman dalam pendidikan multikultural.
5. Meningkatkan kesadaran multikultural melalui partisipasi aktif semua pihak, termasuk orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan lainnya.
6. Menerapkan metode pembelajaran multikultural untuk memastikan nilai-nilai keberagaman diwujudkan dengan baik.
7. Mengembangkan lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan yang menghargai perbedaan budaya dan memperkenalkan nilai-nilai keberagaman dalam budaya yang ada.

Guru selaku fasilitator siswa juga dapat melakukan pendekatan pendekatan pendidikan multikultural yang dapat dikolaborasikan di dalam kurikulum sekolah. Supriatin & Nasution, 2017 di dalam (Kurniawan & Iskandar, 2021) mengemukakan empat pendekatan yang dapat digunakan untuk menyatukan pendidikan multikultural, masuk ke dalam kurikulum maupun pembelajaran yang ada di sekolah.
1.Pendekatan Kontribusi (The Contributions Approach)

"...in this approach, ethnic content is limited primarly to special days, weeks and months related ethnic events and celebrations... when this approach is used, the class studies little or nothing about the etnich group before or after the special event or ocasion"

Tahapan ini adalah tahap awal dalam penerapan pendidikan multikultural. Pada tahap ini, pendidikan multikultural baru sedikit diterapkan dan merupakan langkah pertama dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan kontribusi pada tahap ini meliputi: memasukkan benda-benda budaya, merayakan hari-hari besar, dan mengenalkan pahlawan dari berbagai daerah.

2.Pendekatan Aditif  (The Additive Approach)

"Content , concepts, themes, and perspective are added to curriculum without changing its structure. The additive approach allows the teacher to put ethnic content into curriculum wtihout restructuring it, a process that would take substansial time, effort, training, and rethinking, of the curriculum and its purposes, nature, and goals. The additive approach, can be the first phase in a transformative curriculum and to intergrate in with ethnic content, perspective, and frames of reference"

Pada tahapan kedua ini, materi, konsep, tema, dan perspektif ditambahkan ke dalam kurikulum tanpa mengubah struktur, tujuan, dan karakteristik dasarnya. Dalam pendekatan aditif ini, berbagai sumber tertulis tambahan seperti modul digunakan tanpa mengubah kurikulum yang ada. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut sebagai fase awal dalam penerapan pendidikan multikultural karena belum sepenuhnya terintegrasi dengan kurikulum utama di sekolah.

3.Pendekatan Tranformasi  (The Transformation Approach)

"The structure of the curriculum is changed to enable students to view concepts, issues, events and themes from the perspective of diverse ethnic and cultural groups. The transformation approach changes the basic assumptions of the curriculum and enables students to view concepts, issues, themes, and problems from several ethnic perspective and points of view"

Pendekatan transformasi merupakan tahap ketiga dalam penyatuan pendidikan multikultural ke dalam kurikulum. Pendekatan ini berbeda mendasar dari pendekatan sebelumnya, yaitu pendekatan kontribusi dan aditif. Dalam bukunya "Multicultural Education", James Banks menjelaskan bahwa pendekatan transformasi adalah proses akulturasi ganda yang memungkinkan terciptanya rasa saling menghargai dan kebersamaan melalui proses pembelajaran. Konsep akulturasi ganda ini mengarahkan pandangan bahwa peristiwa, etnis, sastra, musik, seni, dan ilmu pengetahuan dari berbagai kelompok budaya saling membentuk sehingga menjadi budaya umum. Budaya kelompok dominan dipandang sebagai bagian dari budaya yang lebih besar secara keseluruhan.

4.Pendekatan Aksi Sosial  (The Social Action Approach)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun