Muhammad Umar Wibowo (1202050076)
UIN Sunan Gunung Djati
Dalam mengajarkan matematika, strategi pembelajaran yang tepat harus dipergunakan sehingga tercapainya tujuan pembelajaran dengan efektif. Salah satu strategi yang umum digunakan adalah pembelajaran kooperatif, dimana para siswa saling berdiskusi bekerja sama pada sebuah kelompok (Slavin, 1995). Selain itu, strategi pembelajaran Numbered Head Together (NHT) juga dapat digunakan, di mana siswa bekerja dalam kelompok, saling bertanya, berpikir bersama, dan memberikan jawaban (Trianto, 2007). Strategi ini mendorong kerjasama dan meningkatkan semangat siswa.
Selain itu, terdapat strategi pembelajaran inkuiri, di mana siswa diberi kesempatan untuk menemukan pengetahuan sendiri dengan bimbingan guru (Hendriana & Johar, 2016). Strategi pembelajaran ekspositori, di mana pengetahuan disampaikan oleh guru dan siswa mencatat serta menghapalnya, juga dapat digunakan (Sugiyono, 2016). Sedangkan strategi pembelajaran diskoveri menekankan studi individu, mengubah objek, dan melakukan percobaan oleh siswa sebelum mengambil sebuah keputusan (Sugiman, 2017).
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat dipakai pada saat pembelajaran matematika. Pendekatan ini mengaitkan materi pembelajaran dengan keadaan di dunia mereka yaitu dunia nyata yang berakibat pembelajaran dapat menjadi lebih hidup dan meningkatkan minat siswa (Depdiknas, 2006). Strategi everyone is a teacher here juga dapat digunakan, di mana siswa berperan sebagai guru dan saling mengajarkan satu sama lain (Coffman, 2013). Hal ini meningkatkan keterlibatan siswa dan suasana belajar yang menyenangkan.
Selain strategi pembelajaran, penggunaan sistem seperti game matematika dapat membuat minat siswa (Lyons, 2020). Selain itu, penggunaan multimedia interaktif juga dapat meningkatkan minat dan penguasaan siswa terhadap materi matematika (Wulandari, 2018).
Metode pembelajaran drill atau latihan dapat digunakan untuk memperkuat keterampilan siswa dalam suatu konsep atau prinsip matematika (Sudjana, 2001). Pembuatan alat peraga sederhana seperti puzzle dadu juga dapat meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap matematika (Contoh, Tahun).
Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang kreatif, pembelajaran Matematika di sekolah memiliki tujuan yang luas, yaitu siswa diharuskan untuk mempelajari diri sendiri, objek di sekitarnya, dan proses pengembangan matematika pada kehidupan sehari-hari. Namun, agar tujuan tersebut tercapai, penting bagi setiap guru memahami dengan baik proses belajar siswa. Dengan pemahaman yang baik, guru dapat memberikan bimbingan dan menciptakan lingkungan belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa (Hamalik, 2001). Pemahaman guru terhadap metode pembelajaran juga menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika.
Dalam mengajarkan matematika, guru harus memahami dengan baik strategi yang digunakan. Salah satu strategi yang umum digunakan adalah pembelajaran kooperatif. Sedangkan NHT adalah model pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk bekerja sama dalam mengeksplorasi, mengolah, dan menyajikan informasi di depan kelas. Model ini tidak hanya meningkatkan kerjasama antar siswa, tetapi juga membantu dalam pengajaran akademis mereka (Jatisunda, 2018; Zuhdi, 2010).
Selain strategi pembelajaran kooperatif, terdapat pula strategi pembelajaran inkuiri, ekspositori, diskoveri, pendekatan CTL, dan everyone is a teacher here. Strategi inkuiri memungkinkan siswa untuk mencari dan menemukan pengetahuan sendiri dengan bimbingan guru. Strategi ekspositori menekankan pengetahuan yang disampaikan oleh guru dan siswa mencatat serta menghapal konsep yang dijelaskan. Strategi diskoveri memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar mandiri dan berpikir kritis dalam mencapai kesimpulan.
Multimedia interaktif bisa dipakai sebagai suatu alat pada pembelajaran yang unik dan dapat merangsang minat serta pilihan siswa disesuaikan dengan preferensi dan gaya belajar siswa. Melalui penggunaan teknologi seperti video pembelajaran, simulasi interaktif, dan permainan matematika,siswa bisa ketawan apakah dia aktif atau tidak dalam sebuah proses pada pembelajaran dan dapat menyerap pemahaman terhadap materi lebih paham.