Mohon tunggu...
muhammad ulinnuha
muhammad ulinnuha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA

Merupakan seorang anak Adam yang suka menganalisis sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Semantik Alquran: Mengetahui Makna Ashr Melalui Kacamata Metodologis Toshihiko Izutsu

23 Juni 2024   09:33 Diperbarui: 23 Juni 2024   09:38 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

c. Makna Sinkronik dan Diakronik

Makna sinkronik merupakan makna kata yang statis karena tetap dan tidak ada perubahan. Sementara itu, makna diakronik merupakan sebuah perspektif linguistik yang menekankan pada konsep waktu, sehingga pada makna ini suatu kata senantiasa berubah mengikuti wilayah, masyarakat, dan waktu tertentu kata tersebut digunakan. Toshihiko Izutsu kemudian membagi periode semantuk Alquran ke dalam tiga masa, yakni periode pra-Qur'anik (Jahiliyah), Qur'anik, dan pasca-Qur'anik.

• Pra Qur’anik

Kata العصر pada masa sebelum diturunkannya Alquran masih bermakna umum, yakni memeras. Kata العصر belum dimaknai sebagai salah satu dari waktu mendirikan sholat karena pada masa itu belum ada perintah mendirikan sholat / melaksanakan sholat di waktu tertentu

• Qur’anik

Surah Al-‘Ashr turun ketika Nabi Muhammad SAW masih di kota Makkah. Pada masa ini, masyarakat/umat Islam awal mulai mengetahui berbagai pembagian waktu, seperti dhuha, fajar, falaq, subuh, ‘ashr, dan lain sebagainya. Hal ini wajar karena pada masa inilah Allah SWT sering menggunakan istilah-istilah tersebut (yang berkaitan dengan waktu) untuk dijadikan sebagai sumpah di beberapa ayat Alquran.

• Pasca Qur’anik

Seiring berjalannya waktu, pemaknaan ‘ashr mengalami pengembangan. Menurut Syekh asy-Sya’rawi, dalam kitab Tafsir Juz ‘Amma (hlm. 520-521) bila diucapkan secara umum, maka makna dari kata al-‘ashr adalah waktu salat asar. Makna ashar terkadang berpindah dari makna khusus, yaitu waktu antara zuhur dan magrib saja, menjadi makna “waktu” yang berlangsung sehari semalam yang tidak lepas dari kewajiban salat di dalamnya, yakni “salat asar”

Kesimpulan.

Kata dalam bahasa Arab ternyata memiliki beragam arti yang berbeda, salah satunya ditunjukkan dengan kata ‘ashr. Melalui pendekatan semantik yang dikenalkan Toshihiko Izutsu, kita dapat mengetahui bahwa suatu kata memiliki arti yang berbeda-beda ketika menggunakan berbagai pendekatan. Selain itu, melalui pendekatan yang dilakukan Izutsu kita dapat mengetahui bahwa sebagai sebuah objek kajian, Alquran memiliki sudut pandangnya (worldview) sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun