Mohon tunggu...
Muhammad Toha
Muhammad Toha Mohon Tunggu... profesional -

Seorang kuli biasa. Lahir di Banyuwangi, menyelesaikan sekolah di Bima, Kuliah di Makassar, lalu jadi kuli di salah satu perusahaan pertambangan di Sorowako. Saat ini menetap dan hidup bahagia di Serpong--dan masih tetap menjadi kuli.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan-perempuan di Tepi Surga

22 April 2016   14:34 Diperbarui: 23 April 2016   03:59 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi pria yang menindihnya tidak peduli. Mimik wajah pria itu terpancar gelora birahi yang sangar. Sementara tangan pria yang satunya mencengkeram dadanya dengan sangat kasar.

“Bang, saya sudah tidak kuat,” kembali perempuan itu berucap lirih—lirih sekali.

Pria itu malah membalik tubuh perempuan itu.

“Nungging!” perintah pria itu dengan suara keras.

Tetapi perempuan itu tetap tengkurep.

“Pelacur sialan. Kami bayar kamu untuk memuaskan kami, bukan untuk tidur-tiduran,” hardik pria itu.

Tetapi tenaga perempuan itu memang sudah terkuras habis.

Tanpa belas kasihan, pria itu kembali menindihnya dari belakang. Setengah sadar perempuan itu merasakan ada benda tumpul menerobos tubuhnya. Perempuan itu menjerit menahan sakit yang amat sangat. Tetapi jeritan itu tertahan di kerongkongannya. Bersamaan dengan jeritan itu, perempuan itu jatuh pingsan.

 

(enam)

Hari-hari kelabu bagai berseri, menciptakan berbagai adegan menyedihkan tanpa ujung pangkal. Tetapi perempuan muda itu tidak pernah meratap. Sebab seperti yang dipahaminya, perempuan hanyalah sosok lemah yang dicipta dari tulung rusuk pria, seperti halnya Hawa yang dicipta dari rusuk Adam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun