Mohon tunggu...
Muhammad Toha
Muhammad Toha Mohon Tunggu... profesional -

Seorang kuli biasa. Lahir di Banyuwangi, menyelesaikan sekolah di Bima, Kuliah di Makassar, lalu jadi kuli di salah satu perusahaan pertambangan di Sorowako. Saat ini menetap dan hidup bahagia di Serpong--dan masih tetap menjadi kuli.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Handuk dan Sempak

20 Oktober 2015   12:28 Diperbarui: 20 Oktober 2015   12:36 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama kuliah di Mesir, Gusdur menetap dengan salah satu kawannya di sebuah flat sederhana. Suatu waktu, teman Gusdur kedatangan tamu. Sang tamu dipersilahkan duduk di ruang tamu, sementara Gusdur beranjak ke dapur untuk menyiapkan teh.

Ruang tamu dengan dapur hanya dipisahkan oleh sekat kain, sehingga aktivitas Gusdur selama di dapur dapat terlihat jelas oleh Sang Tamu.

Teh telah terhidang, dan tamu itu telah dipersilahkan untuk meminumnya. Berkali-kali dipersilakan, tapi sang tamu tak juga meminumnya. Sampai akhirnya, teman Gusdur bertanya:

“Kok tehnya tidak diminum?” tanyanya.

“Maaf beribu maaf..Saya tidak tega minum teh ini. Tadi sewaktu teman kamu membuat teh di dapur, saya lihat dia melap gelas tehnya pakai celana dalam,” kata Sang Tamu.

Meledaklah tawa teman Gusdur itu, yang justru membuat sang tamu menjadi heran.

Lalu dijelaskanlah ke sang tamu kalo mereka membeli celana dalam itu bukan untuk dijadikan “sempak”, tetapi sengaja dijadikan lap karena harganya lebih murah. “Toh, kain lap dan celana dalam sama-sama terbuat dari kain, gak ada bedanya kan,” begitu temannya Gusdur menjelaskan.

Nah, masihkah kita tetap mengagungkan penamaan dan abai terhadap fungsi?

Seorang cewek matre menjawab santai, “Rasanya tetap beda menagis di bahu seorang cowok yang menunggangi motor bebek, dibanding dengan menangis di bahu lelaki yang sedang mengendarai mobil Ferrari”.

Aihh…aihhhh…

‪#‎UncleTOM‬

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun