Mohon tunggu...
Muhammad Thoriq
Muhammad Thoriq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Farmasi Universitas Airlangga

Suka menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Strategi Pelestarian Tanaman Obat Menghadapi Ancaman Kepunahan

3 Juli 2024   07:37 Diperbarui: 4 Juli 2024   11:10 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya untuk pengobatan, tanaman obat juga memainkan peran penting dalam berbagai masyarakat sebagai komoditas perdagangan, bahkan menjadi salah satu  bahan ekspor penting dari beberapa negara di Asia seperti India dan China, dengan estimasi nilai perdagangan tanaman obat mereka antara dua hingga lima miliar Dollar Amerika.

Perdagangan global untuk tanaman obat ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan dapat diestimasi mencapai nilai hingga 100 miliar Dollar Amerika per tahunnya. 

Permintaan yang semakin meningkat tentu akan meningkatkan produksi dari obat-obatan herbal ini, namun hal ini dikhawatirkan justru dapat menyebabkan kepunahan bagi berbagai spesies tanaman obat. 

Menurut data International Union for Conservation of Nature and the World Wildlife Fund, terdapat antara 50,000 hingga 80,000 spesies tanaman obat yang tersebar di seluruh dunia dengan kurang lebih 15,000 spesies di antaranya terancam punah akibat panen yang berlebihan atau habitat yang rusak.

Ancaman ini meningkatkan risiko kepunahan spesies tanaman obat terutama di daerah-daerah dengan permintaan tinggi seperti Cina, India, Kenya, Nepal, Tanzania, dan Uganda. 

Untuk mengurangi risiko kepunahan tanaman obat, telah dirancang beberapa strategi pelestarian seperti in situ dan ex situ conservation. Pelestarian tanaman obat di habitat asli mereka seperti cagar alam atau wild nurseries dapat menjaga efektivitas dalam penggunaan medis tanaman-tanaman tersebut di habitat asalnya. 

Sedangkan taman botani dan bank bibit merupakan situs yang penting untuk pelestarian secara ex situ dan pembibitan ulang di masa depan. Untuk mendukung aktivitas pelestarian ini diperlukan pengetahuan akan persebaran geografis dan karakteristik biologis dari tanaman-tanaman obat untuk mengkaji apakah pelestarian akan dilakukan secara ex situ atau in situ. 

Strategi lainnya untuk mendukung pelestarian tanaman obat adalah praktik kultivasi. Praktik kultivasi merujuk kepada budidaya tanaman obat secara domestik yang membuka peluang untuk menerapkan teknik-teknik baru sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam produksi tanaman obat dan meningkatkan jumlah produksi tanaman obat sehingga angka produksi stabil dan harganya cenderung lebih terjangkau. 

Sustainable use terutama untuk tanaman obat yang tumbuhnya cenderung membutuhkan waktu lebih lama juga dapat diterapkan dengan memanen bagian-bagian yang jika dipanen tidak merusak pertumbuhan atau kehidupan tanaman tersebut sehingga bisa terus berkembang dan dipanen kembali di kemudian hari. 

Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tanaman obat merupakan salah satu bidang farmakoterapi yang sudah ada sejak awal mula peradaban manusia. Kini, perkembangan ilmu pengetahuan di bidang tersebut telah menyebabkan meningkatnya produksi dan permintaan akan produk obat-obatan berbahan dasar tanaman. 

Namun, permintaan tersebut dapat menyebabkan produksi yang berlebihan dan merusak lingkungan seperti panen yang berlebihan yang dapat meningkatkan risiko kepunahan atau hilangnya biodiversity. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun