Mohon tunggu...
Muhammad Thaufan Thaufan
Muhammad Thaufan Thaufan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Indonesia

Teruslah mengejar impian dan memberikan yang terbaik dalam setiap langkah dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gencatan Senjata yang Dilakukan Amerika Serikat Secara Diktator

21 Desember 2023   10:30 Diperbarui: 21 Desember 2023   11:04 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rezim Saddam digambarkan akan menjadi salah seorang diktator keji di dunia, perang Irak juga dilihat sebagai proses kebebasan dibandingkan invasi (Ulandari, 2015). Clausewitz berkata tentang strategi perang: "Strategi adalah seni menggunakan cara berperang, cara menembak, dan tujuan perang. " Menurut AT. Mahan , dalam bukunya yang berjudul "Historical Sea Power Influenza'' menyatakan: "Siapapun yang menguasai tujuh lautan dunia akan mampu memastikan kemenangan di pantai daratan musuh" (Secor, 2019). Namun, banyak orang di Irak percaya bahwa tuduhan Amerika adalah semacam kambing hitam. Situasi di Timur Tengah saat ini semakin memanas karena kekhawatiran akan semakin besarnya pengaruh Iran di Irak. Yang lebih menakutkan lagi adalah kenyataan bahwa Irak kini menjadi sarang teroris global. Invasi AS ke Irak pada tahun menambah bahan bakar ke dalam api dan memacu bangkitnya terorisme. Invasi AS ke Irak yang dimaksudkan untuk memberantas terorisme, kini menjadi misi untuk mempromosikan terorisme. Amerika Serikat menarik diri dari Irak saat semangat terorisme sudah mereda dan negara semakin subur. Pasca invasi, perkembangan terorisme meningkat sebanyak kasus, dan jumlah hukuman mati bagi narapidana teroris meningkat sebanyak kasus setiap tahunnya. Pada tahun 2012, jumlah orang yang dijatuhi hukuman mati merupakan kejahatan teroris hanya 129 orang dan pada tahun 2013, jumlah tersebut meningkat menjadi 144 orang.

Kesimpulan

Perang Teluk tahun 2003 adalah pertempuran antara kawanan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan Irak, dan tujuannya adalah untuk mengalahkan Irak, yang dituduh memiliki dan menimbun senjata pemusnah massal dan memiliki hubungan dekat dengan jaringan Qaeda dan pembebasan orang orang Irak dari kediktatoran. Perang tersebut dimenangkan oleh sekutu. Dan setelah Amerika Serikat menginvasi pada tahun 2003 Irak menjadi negara yang kurang keamanannya, dan terorisme terus berkembang di Irak. Konflik sering terjadi di sini, dan serangan bom sering terdengar di berita.

Setelah invasi AS, masyarakat Irak berada dalam kekacauan, hilangnya kerabat, orang tua, pekerjaan, dan yang membuat masyarakat Irak dalam situasi tidak stabil yang sama seperti sebelum invasi.

Semangat masyarakat Irak sedang rendah, dan situasi yang kacau memaksa mereka melakukan hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan, seperti penjarahan dan perjuangan untuk bertahan hidup guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun