Mohon tunggu...
Muhammad Tegar
Muhammad Tegar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Program Studi: Sarjana Sistem Informasi | Jurusan: Sistem Informasi | Fakultas: Ilmu Komputer | NIM: 41823010080 | Universitas Mercu Buana | Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

29 November 2024   12:58 Diperbarui: 29 November 2024   12:58 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap Tabah (Stoic Indonesia)

Ki Ageng Suryomentaram juga menekankan sikap tabah sebagai salah satu cara untuk menghadapi tantangan hidup. Sikap tabah ini mirip dengan prinsip Stoicism, yaitu filsafat yang mengajarkan penerimaan terhadap keadaan yang tidak dapat diubah dan pengendalian terhadap reaksi emosional.

Ciri-ciri Sikap Tabah:

  1. Penerimaan: Mengakui bahwa ada hal-hal dalam hidup yang berada di luar kendali kita dan menerima kenyataan tersebut tanpa merasa terbebani.
  2. Ketahanan Mental: Menghadapi kesulitan dengan kepala tegak dan tidak mudah menyerah.
  3. Ketenangan Batin: Mempertahankan ketenangan meskipun di tengah kesulitan, serta tidak membiarkan emosi negatif menguasai diri.

Manfaat Sikap Waspada dan Adaptasi Diri

  1. Kedamaian Batin: Dengan menjaga kewaspadaan terhadap sifat buruk dan beradaptasi dengan keadaan, seseorang akan lebih mampu menjaga ketenangan dan kedamaian batinnya.
  2. Hubungan Sosial yang Sehat: Menghindari sifat iri hati, sombong, kecewa, dan khawatir akan membantu membangun hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain.
  3. Keseimbangan Hidup: Dengan memiliki sikap tabah dan adaptif, seseorang dapat menghadapi segala tantangan hidup dengan lebih bijaksana dan seimbang.
  4. Peningkatan Diri: Setiap tantangan yang dihadapi dengan sikap yang baik akan menjadi kesempatan untuk belajar dan berkembang, baik secara mental maupun spiritual.

Dalam ajaran Mangkunegaran IV, konsep kepemimpinan terbagi menjadi tiga kategori yang mencerminkan kualitas dan karakter seorang pemimpin. Ketiga kategori ini menggambarkan berbagai tingkat kepemimpinan dan bagaimana seorang pemimpin seharusnya bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral dan tanggung jawabnya.

1. Nistha (Pemimpin yang buruk dan tidak benar)

Pemimpin Nistha adalah sosok yang tidak layak diteladani, cenderung menyalahgunakan kekuasaan, dan mementingkan kepentingan pribadi, merusak kepercayaan serta keharmonisan masyarakat.

2. Madya (Pemimpin yang memahami hak dan kewajibannya)
Pemimpin dalam kategori Madya adalah sosok yang memahami dengan baik hak dan kewajibannya. Mereka mampu menjalankan tugas dan peran kepemimpinan mereka dengan baik, namun belum mencapai tingkat kesempurnaan. Pemimpin Madya dikenal sebagai seseorang yang bijaksana dan adil dalam mengambil keputusan, serta memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Mereka tidak hanya memimpin dengan wewenang, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan orang lain. Walaupun demikian, pemimpin Madya masih perlu meningkatkan diri dalam berbagai aspek, baik itu dalam hal karakter moral maupun keahlian manajerial. Dalam kategori ini, seorang pemimpin sudah memiliki kualitas dasar yang baik, tetapi masih ada ruang untuk berkembang agar dapat mencapai tingkat kepemimpinan yang lebih tinggi.

3. Utama (Pemimpin yang ideal, teladan dan penuh hikmah)
Kategori utama yang tidak Anda sebutkan tetapi sering menjadi tujuan dari ajaran Mangkunegaran IV adalah pemimpin yang ideal, yang memiliki kualitas unggul dalam segala aspek. Pemimpin Utama adalah mereka yang tidak hanya cakap dalam tugas-tugas administratif atau kepemimpinan praktis, tetapi juga memiliki kebijaksanaan, integritas, dan moralitas yang tinggi. Mereka dapat menjadi teladan bagi orang lain dalam segala hal, mampu menginspirasi dan memotivasi orang di sekitarnya untuk berperilaku baik dan bekerja keras demi kebaikan bersama. Pemimpin seperti ini juga sangat memperhatikan keharmonisan dalam hubungan sosial, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat, serta mampu memimpin dengan penuh hikmah dan keteladanan.

Serat Wedhotomo, sebuah karya ajaran dari Mangkunegaran IV, mengandung nilai-nilai moral yang sangat penting dalam membentuk karakter yang baik dan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Ajaran ini tetap relevan hingga saat ini, memberikan panduan hidup yang berfokus pada keharmonisan sosial, kedamaian batin, dan etika dalam berinteraksi. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Serat Wedhotomo:

1. Eling lan Waspada (Selalu Ingat kepada Tuhan dan Waspada terhadap Sesama serta Lingkungan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun