Assalamualaikummm... Halo sobat reader Ekonom
Kali ini kita akan membahas tentang Kebijakan Fiskal dalam ekonomi makro dan ruang lingkupnya
 Sebelumnya, apa itu Ekonomi Makro? Sesuai dengan namanya, Ekonomi Makro mempelajari ekonomi secara keseluruhan. Studi ekonomi ini khusus belajar tentang ekonomi dalam skala besar dan menyeluruh. Menurut salah satu pakar ekonomi :
- Menurut Sadono Sukirno mendefinisikan ekonomi makro (macroeconomics) sebagai sebuah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan utama perekonomian secara komprehensif atau menyeluruh terhadap berbagai masalah pertumbuhan ekonomi.
Karena itulah, Ekonomi Makro sering dipakai sebagai instrumen untuk melakukan analisa dan merancang serangkaian target kebijakan yang berkaitan dengan inflasi, tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan neraca pembayaran yang berkelanjutan
Kebijakan fiskal dalam sistem ekonomi islam
Dalam  suatu negara atau Perekonomian makro maka perekonomian tersebut dibangun diatas 2 sektor:
- Sektor Moneter (keuangan)
- Sektor Riil atau nyata
    Yang pertama Sektor keuangan, sektor keuangan adalah sektor yg berhubungan dengan arus keuangan atau jumlah uang beredar di masyarakat. Sehingga, kebijakan sector keungan ini ditujukan untuk mengatur jumlah uang yg beredar di masyarakat supaya tidak terlalu banyak maupun tidak sedikit sehingga nilai mata uang negara tersebut bisa stabil.
Nah kemudian yg ke 2 itu..
Sektor riil atau nyata, yaitu sector yg berhubungan langsung dengan kegiatan ekonomi masyarakat, yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat  secara langsung , sehingga bisa dijadikan tolak ukur dalam pertumbuhan ekonomi.
Nah, selanjutnya apa itu kebijakan fiskal? Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yg digunakan pemerintah untuk mengelola perekonomian, untuk mencapai kondisi yg lebih baik dengan cara mengatur penerimaan dan pengeluaran suatu negara.
Salah satu instrument terpenting itu adalah dengan melalui pengaturan APBN
APBN itu apasi? APBN adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
TUJUAN KEBIJAKAN FISKAL
Tujuan dari pengelolaan kebijakan fiscal ini yaitu :
- Tujuan yang bersifat ekonomi
- Tujuan yang bersifat sosial dan politik
 Tujuan yg bersifat ekonomi, yaitu untuk menyediakan lapangan pekerjaan yg layak  bagi masyarakat sehingga dapat meningkatakan taraf kemakmuran masyarakat atau memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat sehingga dapat mengurangi penyimpangan  atau pengangguran di dalam masyarakat.
   Tujuan yang bersifat sosial dan politik, bagaimanapun anggaran pendapatan belanja negara itu tidak dapat dipisahkan, pasti bersyarat dengan kepentingan politik
   Misalkan pada masa pemerintah sekarang ini, tentunya mereka akan berusaha atau menjalankan janji-janji kampanye nya yang mereka lakukan pada masa sebelum mereka berkuasa, dengan begitu untuk menarik simpati dari masyarakat, tentunya untuk menjalankan janji-janji tersebut diperlukannya dana, dari mana dana tersebut? Yaitu dari APBN tujuannya adalah untuk menciptakan stabilitas keamanan, sosial, politik, mengurangi pengangguran dan sebagainya..
Adiwarman karim, menjelaskan bahwa dalam membuat kebijakan fiskal itu harus berlandasan pada prinsip-prinsip agama islam..
Apa saja prinsip-prinsipnya?
- Prinsip Tauhid, maksudnya yaitu dalam rangka menjalankan printah Allah SWT dan menjauhi larangannya, sehingga kebijakan fiskal itu dijalankan dengan cara-cara yang halal
- Prinsip Adl (keadilan), Maksudnya yaitu harus bisa mendatangkan keadilan bagi masyarakat
- Prinsip Nubuwah (kenabian), yaitu harus berpatokan pada sifat-sifat nabi ( siddiq, amanah, fathonah, tabligh)
- Prinsip khilafah (pemerintahan)
- Prinsip ma'ad (hasil), yaitu dari dibuatnya kebijakan fiskal harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
Selanjutnya hubungan kebijakan fiskal dengan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara)
Ada 3 macam APBN, yaitu :
- Defisit, yaitu apabila penerimaan negara itu lebih kecil dari  pengeluaran
- Seimbang, yaitu penerimaan sama dengan pengeluran negara
- Surplus, yaitu apabila penerimaan itu lebih tinggi dari pengeluaran negara
Biasanya, untuk negara-negara maju itu menggunakan APBN yg seimbang atau surplus, berbeda dengan negara berkembang seperti kita di  Indonesia yaitu menggunakan APBN defisit
Mengapa menggunakan APBN Defisit?
Tujuannya agar pengeluaran pemerintah lebih besar itu bertujuan untuk menambah pengeluran pemerintah ,kemudian pengeluran pemerintah tersebut untuk membangun infrastruktur baru atau sarana-sarana ekonomi yang lain
Misalkan, pembangunan infrastruktur baru seperti kereta cepat atau jalan tol, dengan begitu maka pembangunan tersebut akan menambah permintaan barang dan jasa untuk membangun infrastruktur baru, kemudian dengan begitu akan adanya penyerapan tenaga kerja baru sehingga masyarakat yang tadinya menggangur akan terserap dan bisa bekerja yang kemudian akan mengurangi pengangguran.
Maka anggaran deficit itu tujuannya adalah untuk meningkatan pertumbuhan ekonomi, sehingga masyarakat yang tadinya tidak bekerja dapat bekerja , keudian mendapat pendapatan, ketika pendapatan masyarakat naik maka komsusinya naik, jika konsumsi masyarakat naik, maka permintaan barang dan jasa untuk produk-produk yang lainpun akan naik.
Akhirnya permintaan barang dan jasa produk yang lain naik maka perusahaan-perusahaan yang lain pun yang tadinya tidak berhubungan dengan perusahaan tersebut itu mendapat tambahan permintaan karna adanya permintaan masyarakat tadi.
Akhirnya adanya penyerapan tenaga kerja baru lagi karna ada produksi baru, kemudian itu akan terus berputar sehingga dinamakan multi player effect, tentunya multi player effect ini mempunyai asumsi,
Asumsinya yaitu barang dan jasanya itu di produk didalam negri, berbeda cerita jika misalkan ada proyek kereta cepat tapi bahan bakunya diambil dari china, dengan begitu maka tidak ada yang namanya permintaan barang dan jasa itu, ternyata tenaga nya juga dimabil dari asing misalnya,
maka tidak akan ada penyerapan tenaga kerja dan juga tidak ada peningkatan pendapatan masyarakat maka tidak akan terjadi multi player effect, pertumbuhan ekonomipun tidak akan terjadi, sehingga anggaran APBN deficit itu tidak akan terlaksana atau tidak tercapai, maka itu harus diproduksi didalam negri dan juga tenaga kerja harus dari dalem negeri jangan menggunakan tenaga asing..
Nah, jadi bagaimana sobat reader sudah mulai mengerti tentang kebijakan fiskal, Mungkin itu saja sobat reader yang bisa penulis tuliskan, penulis mohon maaf jika ada kesalahan kata maupun kesaaman kata didalam penulisan... waasalamualaikum wr.wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H