Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

JKN-KIS: Selamat Tinggal Pameo "Orang Miskin Dilarang Sakit"

26 Oktober 2017   02:57 Diperbarui: 26 Oktober 2017   02:57 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mak Atun menunjukkan Kartu Indonesia Sehat di kios kecilnya (Dokumen pribadi)

"Tidak bayar sama sekali, baik waktu saya dirawat maupun waktu si Rizal diopname selama 4 hari," ungkap Mak Atun, Rabu (25/10/2017) di depan kios kecilnya.

Diceritakan Mak Atun, pernah tetangganya dirawat di rumah sakit akibat pecah ketuban sebelum waktunya. Kebetulan mereka belum mengantongi kartu Jamkesmas (KIS), sehingga harus membayar biaya perawatan.

Biayanya cukup besar, hampir mencapai lima juta rupiah. Untungnya, mereka keluarga mampu yang dapat membayar tunai. Tentu saja pembayaran biaya perawatan itu tidak mempengaruhi ekonomi keluarga mereka.

Bayangkan kalau saya seperti tetangga itu, lanjut Mak Atun. Dengan membayar biaya perawatan sebesar itu akan menyebabkan dirinya makin jatuh miskin. Bahkan, kalaupun kios ini dan seluruh barangnya dijual tidak bisa mencapai angka lima juta rupiah.

Makanya, sebelum mengantongi KIS, dia dan keluarga sangat "alergi" mendengar istilah rumah sakit. Dan hal paling ditakuti Mak Atun adalah ketika ada anggota keluarganya harus diopname di rumah sakit. 

Aktivitas pelayanan di Kantor BPJS Kesehatan Takengon (Dokumen pribadi)
Aktivitas pelayanan di Kantor BPJS Kesehatan Takengon (Dokumen pribadi)
"Sekarang, saya tidak takut lagi ketika harus masuk rumah sakit. Sudah ada KIS," kata Mak Atun sambil menunjukkan kartu berwarna hijau putih itu.

Berangkat dari pengalaman Mak Atun tadi, ternyata kartu "sakti" bernama KIS ini sangat membantu warga negara dalam proses memperbaiki tingkat kesejahteraannya. Jatuh sakit bukan masalah bagi pemegang KIS. Sebab, mereka akan dibantu secara gotong royong oleh peserta yang lain sehingga tidak menggerus sumber ekonominya.

Namun demikian, bukan berarti semua orang harus "mengaku" sakit karena bisa berobat gratis dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sakit itu tidak nyaman, sehat itu mahal. Karenanya "jaga sehat sebelum datang sakitmu." Utamakan tindakan preventif, mencegah lebih baik daripada mengobati penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun