"Usaha ini punya sejarah panjang. Aku bisa membiayai sekolah keempat anakku sampai jadi sarjana, ya dari hasil jualan lontong sayur dan cendol," ungkap nenek Muriati.
Kini, nenek Muriati bersama karyawatinya yang mengelola usaha tersebut. Sementara, keempat anaknya hidup terpencar, tinggal didekat tempat kerjanya masing-masing. Meskipun berjauhan, nenek Muriati merasa anak-anaknya berada didekatnya. Kenapa?
Sebab, media jejaring sosial (medsos) dan teknologi informasi berhasil memperpendek jarak dan waktu antara ibu dengan anak, antara nenek dengan cucu. Bahkan, dengan menggunakan panggilan video WA atau Messenger, dia serasa berada didepan anak cucu. Ketika itulah kesempatan si nenek memberi wejangan dan nasehat.
Pendeknya, kebahagiaan seorang ibu sudah diraih oleh nenek Muriati dengan keberhasilan menyekolahkan keempat anaknya. Hanya satu lagi impian yang belum terwujud, apa itu? Naik haji ke baitullah.
"Dengan izin Allah, saya ingin menunaikan ibadah haji ke tanah suci dari hasil usaha jualan lontong sayur ini," pungkas alumni pertama SMAN 2 Takengon itu.
Ini video penuturan lengkap nenek Muriati tentang kisah hidupnya:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H