Eksotis
Air terjunnya di mana? Tidak jauh dari tempat parkir itu. Sekitar 500 meter berjalan kaki melalui jalan setapak, di antara tebing terjal dalam hutan hujan tropis. Jalannya menurun, lalu mendaki, kemudian menurun kembali. Tubuh terseok-seok, dan lutut serasa copot. Keringat bercucuran membasahi wajah dan kemeja baru.
Kurang lebih 30 menit berjalan kaki, saya mulai mendengar suara gemuruh air. Dari celah pohon dan dedaunan, terlihat butiran air jatuh dari tebing yang cukup tinggi. Saya setengah berlari mendekat ke lokasi air terjun itu, semata-mata ingin memenuhi gejolak rasa ingin tahu.
"Eksotis!" pekik saya manakala melihat air terjun itu dari posisi yang lebih dekat. Rasa lelah hilang sama sekali, berganti dengan energi dan semangat.
Bagaimana tidak, di sebalik air terjun itu terlihat beberapa orang sedang selfie. Ada yang sedang makan dan minum. Beberapa orang lagi sedang rehat di atas bangku bambu.
"Masa sih mereka tidak basah?" bisik hati saya.
Ternyata, di balik air terjun itu ada ceruk yang tidak terkena empasan air. Pengunjung bisa lalu lalang di dalam ceruk tersebut. Dan, di sanalah tempat para pengunjung menikmati keindahan butiran air yang jatuh dari tebing berketinggian 30 meter.
Satu lagi ambisi saya untuk berbagi kisah petualangan dapat terwujud. Sebagai oleh-oleh, saya sempat merekam momen penting dalam petualangan ke lokasi air terjun paling eksotis di Aceh. Ini videonya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H