Di tengah kebingungan itu, mata saya bertumpu ke sebuah papan kusam berukuran 10 cm x 30 cm. Pada permukaan papan yang sudah ditutupi ilang tersebut tertulis, "air terjun." Sudut yang diruncingkan mengarah ke jalan rabat beton, artinya: itulah jalan menuju lokasi air terjun.
Ini video petunjuk menuju ke lokasi air terjun:
Lebar jalan rabat beton itu sekitar 2 meter, cukup untuk bodi sebuah mobil. Seandainya berpapasan dengan mobil lain, kita tidak tahu harus mengelak ke arah mana. Berem kiri-kanan jalan dipenuhi tanaman coklat, dan tebing terjal.
Jalan Licin
Setelah menyetir sekitar 400 meter dari persimpangan tadi, saya bertemu dengan 3 orang remaja tanggung. Mereka sedang memperbaiki sepeda motornya.
"Benar ini jalan menuju ke lokasi air terjun?" tanya saya.
"Benar, Pak! Lanjut terus ke bawah. Di sana nanti banyak tempat duduk, di situlah lokasinya," jelas remaja itu.
Kami melanjutkan perjalanan melalui jalan rabat beton, makin lama makin menurun. Saya sempat merasakan badan mobil beberapa kali bergeser. Itu pertanda permukaan jalan cukup licin.
Seandainya siang itu turun hujan, alamat mobil yang kami tumpangi akan tergelincir. Bahkan bisa terperosok kedalam jurang yang penuh tanaman cokelat. Sebaiknya, gunakan sepeda motor untuk menuju ke lokasi ini.
Akhirnya, sampai juga ke lokasi air terjun. Kami disambut oleh sebuah spanduk yang berbunyi, "Selamat Datang di Taman Wisata Alam Air Terjun Reje Ilang." Seorang lelaki paruh baya berbaju merah, mengarahkan mobil ke lokasi parkir.
"Cukup nekat bapak naik mobil ke tempat ini," kata petugas parkir itu.
Lokasi ini dibuka setiap hari, mulai pukul 09.00 - 17.00 WIB. Berapa tarif masuk ke tempat ini? Setiap orang dipungut Rp 3000, parkir kenderaan roda 4 dipungut Rp 10.000, dan parkir kenderaan roda 2 dipungut Rp 5.000.