Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Didisen, Kearifan Lokal Menangkap Ikan Depik di Danau Laut Tawar

29 April 2017   12:54 Diperbarui: 15 Juni 2017   10:08 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bincang-bincang didisen di lokasi didisen Ujung Mewah, Mepar, Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah (Foto: Mida Lewa)

Diujungnya ada cemucut, pertemuan sejumlah rautan bambu. Ikan depik yang sudah melewati cemucut itu dipastikan tidak bisa keluar. Ikan tersebut akan terkurung didalam tung, kotak kayu ukuran 1x1x4 meter yang lantainya diserak batu dan kerikil. Disitu akan berkumpul puluhan kilogram ikan depik kualitas nomor satu,  dan berharga mahal. Dengan menggunakan sawok, nelayan memanen ikan depik segar dan masih hidup dari dalam tung.

Ini penampakan ikan depik (foto: dokpri)
Ini penampakan ikan depik (foto: dokpri)
Penyuka tempat bersih

Hal paling penting diketahui, bahwa karakter ikan depik menyukai tempat teduh dan bersih. Supaya ikan endemik Danau Laut Tawar ini kembali masuk kedalam didisenpada musim berikutnya, maka diantara tanggul batu dibuat naungan dengan plastik hitam ditambah daun serule(sejenis pohon kincung) diatasnya.

Sebelumnya, nelayan harus membersihkan bebatuan didasar air, terutama pada bagian depan tanggul maupun dalam tung. Alat pembersihnya menggunakan dayung, caranya seperti mendayung perahu, sehingga sedimen lumpur dibebatuan terangkat dan hanyut terbawa arus air.

Cara ini membuktikan bahwa ikan pemakan plankton ini sangat menyukai tempat yang bersih dan bebas polusi. Penasaran terhadap sensasi didisen? Silahkan berkunjung ke Takengon, anda akan disuguhkan secangkir kopi Gayo plus cemilan depik goreng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun