Paling istimewa, disana telah berdiri sebuah bangunan putih berlantai batu granit yang berfungsi sebagai laboratorium uji cita rasa specialty coffee. Dan, diantara ruang kantor dan laboratorium, lelaki itu menempatkan mesin roasting kopi bermerek Probat, konon harganya mencapai ratusan juta rupiah.
“Ini baru benar-benar recovery Pak Haji,” kata saya sambil menyapa Haji Rasyid.
“Yah begitulah, berkat bantuan sanak saudara, teman dan sahabat,” jawab Haji Rasyid merendah.
“Kalau begini, sudah saatnya diasuransikan Pak Haji. Soalnya kita ini tinggal di daerah gempa, daerah ring of fire, ada patahan Semangko lagi. Kita harus tanggap resiko bencana,” saran saya meyakinkan lelaki itu.
“Kayaknya belum ada asuransi yang mau menanggung kerusakan akibat gempa bumi,” sanggah Haji Rasyid.
“Ada! Seperti PT Zurich Insurance Indonesia, mereka menyediakan produk asuransi gempa bumi Indonesia,” kata saya.
“Oh ya, benarkah?” tanya Haji Rasyid penasaran.
Sambil menikmati secangkir espresso berbahan specialty coffee +1551 MDPL, ecek-eceknya saya sedang mengambil peran sebagai agen asuransi. Rapopo-lah, semua ini saya lakukan semata-mata agar Pak Haji tidak kandas untuk kedua kalinya akibat di”terjang” gempa bumi.
Sepengetahuan saya, Zurich Insurance Group ini berdiri sejak tahun 1872 yang berkantor di Zurich, Swiss. Di Indonesia ditangani oleh PT Zurich Insurance Indonesia yang berdiri sejak tahun 1991, dan berada dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia.
“Ngomong-ngomong, apa itu asuransi gempa bumi Indonesia?” tanya lelaki itu.
Asuransi Gempa Bumi memberikan ganti rugi kepada Pak Haji bila harta benda yang diasuransikan rusak atau musnah disebabkan oleh gempa bumi atau resiko lain yang disebutkan secara spesifik di polis Pak Haji.