Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Asuransi Gempa Bumi, Tanggap Resiko Bencana di Wilayah "Ring of Fire"

16 Maret 2017   23:52 Diperbarui: 19 Maret 2017   16:00 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin roasting kopi merek Probat sebagai bukti recovery bagi Haji Rasyid (Foto: dokumen pribadi)

Ironi dan kepedihan seperti itu bukan isapan jempol. Hal seperti sudah dirasakan langsung oleh salah seorang  korban Gempa Gayo, Haji Rasyid. Pengusaha Oro Kopi Gayo Takengon yang beromset puluhan juta rupiah per hari itu nyaris putus asa untuk recovery.

Sebagaimana diungkapkan Haji Rasyid dalam buku Hikayat Negeri Kopi (2016) pada halaman 207, bahwa utang untuk membangun laboratorium uji cita rasa kopi belum lunas. Dia tidak tahu bagaimana membayar utang ke bank sementara tempat usahanya sudah hancur.

Saya tidak mengasuransikan gedung itu. Mungkinkah pihak bank akan memberi kemudahan?” gumam Haji Rasyid.

Sembilan belas hari setelah kejadian, saya berkunjung ke komplek Oro Kopi Gayo. Saya menemukan semua bangunan yang ada disana sudah kupak kapik. Seperti laboratorium uji cita rasa kopi sekaligus sebagai tempat roasting kopi, bangunan megah yang baru selesai dibangun, tidak luput dari kehancuran. Dinding dan struktur bangunannya pecah dan patah, nyaris tidak dapat digunakan sama sekali.

Haji Rasyid berinisiatif memindahkan pusat roasting ke sepetak ruang kantor yang masih bisa digunakan meskipun dindingnya retak. Ruang itu sangat sempit, luasnya hanya 12 meter²,  sehingga para pekerja tidak bisa bergerak secara leluasa. Dalam kondisi darurat, sesungguhnya semua itu bukan kendala.

Kata Haji Rasyid pada waktu itu, usaha harus berjalan, pesanan (order) pelanggan harus dipenuhi, dan gaji pekerja harus dibayar. Ruangan itu memang sempit dan kurang memadai untuk melanjutkan proses produksi, tetapi harus digunakan demi keberlanjutan usaha.

Menghadapi masa-masa sulit seperti itu, lelaki paruh baya itu merasa menyesal tidak mengasuransikan aset dan bangunan miliknya. Seharusnya, usahanya bisa recovery dengan cepat apabila ada pertanggungan asuransi. Bangunan dan aset yang rusak bisa diperbaiki dalam tempo sesingkat-singkatnya, produksi bisa berjalan seperti sediakala.

Tetapi, kata lelaki itu sembari menghibur diri, sepertinya di daerah itu belum ada asuransi yang mau memberi pertanggungan terhadap kerusakan akibat gempa bumi dan bencana alam. Mereka beranggapan bahwa kerusakan akibat gempa bumi sebagai kuasa tak terlawan (force majeur).

Mesin roasting kopi merek Probat sebagai bukti recovery bagi Haji Rasyid (Foto: dokumen pribadi)
Mesin roasting kopi merek Probat sebagai bukti recovery bagi Haji Rasyid (Foto: dokumen pribadi)
Asuransi Gempa Bumi

Minggu lalu, saya sempatkan bertandang ke komplek Oro Kopi Gayo. Saya mendengar informasi, Haji Rasyid sedang memproduksi kopi spesial dengan racikan natural proses. Produk itu diberinama Wine Coffee dan Specialty Coffee +1551 MDPL. Rasanya dahsyat, begitu kata informasi yang saya peroleh.

Penasaran, saya ingin membuktikan keistimewaan cita rasa  produk kopi spesial itu. Nah, rasa penasaran itulah yang mengantar saya bertandang ke tempat usaha Haji Rasyid. Sesampainya disana, saya terkesima menatap perubahan komplek itu. Bangunan gudang dan pusat sortasi yang beberapa tahun lalu telah kupak kapik di”terjang” gempa, kini telah berganti dengan bangunan berkonstruksi rangka baja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun