Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Listrik Pintar PLN Didik Keluarga Berhemat Listrik

15 April 2016   09:01 Diperbarui: 15 April 2016   09:11 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bunyi denging yang keluar dari meteran ini sebagai pertanda stroom akan habis [Foto: Dokpri]"][/caption]Benarkah Listrik Pintar PLN dapat menghemat pengeluaran? Benar, saya sudah merasakan sendiri dampaknya. Sebelum menggunakan listrik prabayar [sebutan untuk Listrik Pintar PLN], setiap awal bulan harus menyisihkan uang sebesar Rp 600 ribu sampai Rp 1 juta. Uang sejumlah itu untuk persiapan membayar rekening listrik. Saat ini, pengeluaran saya untuk pembayaran listrik berkurang drastis, sebab uang pembeli token/stroom tidak lebih dari Rp 200 ribu.

Saya pun tidak perlu lagi antri didepan loket PLN atau Kantor Pos untuk membayar tagihan listrik bulanan, lantaran token/stroom Listrik Pintar PLN dapat dibayar melalui fasilitas mobile banking yang tersedia pada fitur smartphone. Paling melegakan, saya tidak perlu lagi komplain atas perbedaan angka meteran dengan angka yang tertera pada lembar bukti pembayaran. Semuanya plong, seakan-akan tuntas sudah satu persoalan dalam hidup ini.

Tanpa disadari, sebenarnya Listrik PintarPLN ini telah mendidik istri dan putra-putri  saya dalam berhemat listrik. Dampak nyata yang dapat dirasakan, pengeluaran untuk membeli token/stroom terus menurun. Memang, bulan-bulan pertama pengalihan alat pengukur arus dari sistem meteran manual ke sistem Listrik Pintar PLN, saya pernah mengeluarkan uang pembeli token/stroom mencapai Rp 500 ribu lebih.

Saat itu, saya sempat berpikir, Listrik Pintar PLN tidak sehemat seperti yang diiklankan. Hampir saja saya mengalihkan kembali ke sistem meteran manual. Selidik punya selidik, ternyata penyebab utamanya adalah pemakaian listrik yang tidak terkendali. Polanya masih seperti bulan-bulan sebelumnya. Lampu dibiarkan menyala 24 jam, termasuk AC tidak pernah dimatikan meskipun putra-putri saya sudah berangkat kuliah. Disisi lain, saya tidak dapat mengontrol aktivitas pemakaian listrik itu, karena tempat tinggal kami berjarak 350 kilometer.

Berhemat listrik

Bertepatan dengan cuti bersama Lebaran 2015, kami manfaatkan liburan bersama putra-putri yang sedang kuliah di Banda Aceh. Bertepatan hari kedua lebaran, saya dan isteri melakukan kunjungan silaturrahmi ke rumah sanak famili. Tempat tinggal mereka berada di luar kota, memerlukan waktu setengah hari untuk mencapai tempat itu. Dipastikan, perjalanan pulang nantinya akan menembus gelapnya malam. Keempat putra-putri saya memahami kondisi itu, makanya mereka tidak bersedia ikut, lebih memilih tinggal di rumah.

Sekitar 30 menit perjalanan yang baru kami tempuh, tiba-tiba handphone berdering. Ada telepon masuk dari si sulung. Sambil menyetir, saya angkat telepon itu, barangkali ada kondisi darurat. Dari ujung telepon, si sulung yang masih duduk pada semester delapan di Universitas Syiah Kuala itu melaporkan, meteran listrik mengeluarkan bunyi berdenging. Mereka berempat sangat khawatir, pasalnya bunyi semacam itu tidak pernah terdengar pada meteran listrik sebelumnya.

“Kami takut, jangan-jangan meteran itu meledak,” kata si sulung dengan suara bergetar.

“Hah, masa iya? Coba cek angka di meteran itu,” pinta saya. Beberapa menit kemudian, si sulung menelepon kembali.

“Di meteran itu tertulis angka 5 titik 01,” lapor si sulung.

“O..., alaram itu tanda stroom hampir habis. Stroom kita tinggal 5 KwH lagi. Sebentar lagi ayah kirim 20 nomor untuk mengisi stroom,” kata saya dengan suara bernada lega.

Cara Praktis Membeli Token/Stroom

Sambil menikmati secangkir kopi pada sebuah warkop di kawasan Indrapuri, saya mengutak-atik fitur mobile banking yang terpasang dilayar smartphone. Saya masukkan pasword mobile banking, kemudian muncul sejumlah tombol, diantaranya tombol bayar. Saya klik tombol itu, lalu terbaca tombol bertuliskan listrik dengan ikon petir disampingnya. Saya klik, kemudian muncul form yang salah satu kolomnya bertulis “penyedia layanan.” Begitu diklik, terbaca tiga pilihan yaitu PLN, PLN Prabayar dan PLN PrePaidAdvice.

Saya pilih PLN Prabayar, kembali muncul form yang meminta dimasukkan IDPEL. Saya masukkan nomor pelanggan Listrik Pintar PLN 8601173xxxx, lalu saya sentuh tombol nominal. Muncul angka dari 20.000 sampai dengan 1.000.000. Saya memilih angka 100.000 dengan cara menyentuhnya. Berikutnya, saya klik tombol bertuliskan lanjut.

Sesaat kemudian, dilayar smartphone tampil pemberitahuan: “dari rekening 1580000xxxxxx penyedia jasa PLN PRABAYAR IDPEL/No Meter 8601173xxxx Nominal 100000 ID PEL 111001426xxx Nama Muhammad Syukri Tarif/Daya: R1/2200 VA Biaya IDR 3,500.00 total: IDR 100,000.00.” Pemberitahuan ini menginformasikan bahwa saya akan membeli stroom senilai Rp 100.000. Untuk merealisasikan pembelian tersebut, saya harus mengisi pin sms banking, lalu menyentuh tombol OK. Dalam tempo beberapa detik, muncul pemberitahuan: “Pembayaran listrik, transaksi anda berhasil bukti transaksi akan dikirim ke kotak pesan Anda.”

Saya kembali ke menu awal mobile banking, disana tersedia tombol Admin. Dengan menyentuh tombol itu, muncul tiga pilihan tombol, salah satunya tertulis Kotak Pesan. Saya sentuh tombol Kotak Pesan, kemudian muncul sejumlah pesan transaksi yang pernah saya lakukan selama ini.

Pada urutan teratas terdapat pesan bertuliskan “pembayaran listrik.” Saya sentuh tombol tersebut, tampil pesan yang berbunyi: “transaksi Anda berhasil, nomor referensi: 5270033270 tanggal 17/05/2015 waktu 11:10:28 WIB dari rekening 1580000xxxxxx penyedia jasa PLN PRABAYAR IDPEL/No Meter 8601173xxxx Amount 100000 ID PEL 111001426xxx Nama Muhammad Syukri Tarif/Daya: R1/2200 VA total tagihan: IDR 96,500.00 null: IDR 3,500.00 No Meter/IDPEL 8601173xxxx/111001426xxx Token/Stroom: 4273 7072 5491 5401 xxxx.”

Mengisi Token/Stroom ke Meteran

Nomor Token/Stroom yang sudah saya beli adalah 4273 7072 5491 5401 xxxx. Dengan uang sebanyak Rp 96.500 [Rp 3.500 untuk jasa admin], kita akan memperoleh stroom sebanyak 67,69 KwH. Lalu, 20 angka stroom itu saya kirim via SMS ke handphone si sulung. Supaya si sulung dapat mengentry angka-angka tersebut, saya tambah penjelasannya: “masukkan 20 angka ini ke meteran Listrik Pintar PLN, setelah ke-20 angka itu pas, terus tekan tanda enter yang bergambar panah bengkok berwarna merah.” Setelah SMS itu terkirim, saya sempat ragu-ragu, apakah si sulung  memahami cara mengisi stroom ke meteran Listrik Pintar PLN?

“Kalau si abang tidak bisa memasukkan 20 angka ajaib itu, kita harus kembali,” kata saya kepada isteri dengan penuh rasa khawatir.

“Coba hubungi lagi, pandu si abang melalui telepon,” pinta isteri saya.

Saya pinggirkan kenderaan ke berem jalan. Sebelum jemari saya menyentuh nomor kontak si sulung, sekonyong-konyong masuk pesan SMS. Isinya berbunyi: “Sudah, bunyi alaramnya tidak terdengar lagi. Jumlah angka dimeteran itu sudah bertambah menjadi 72 titik 75.” Alhamdulillah, desis saya, kami bisa melanjutkan perjalanan silaturrahmi. “Sudah beres,” kata saya kepada isteri sambil memacu mobil berwarna hitam itu.

Menjelang tengah malam, kami tiba kembali dari perjalanan silaturrahmi yang melelahkan. Di depan rumah, saya terkesima melihat rumah mungil itu terang benderang bagaikan sebuah super market. Semua lampu menyala, mulai dari lampu teras sampai ke belakang. Begitu masuk kedalam rumah, lampu kamar yang tidak berisi orang tetap menyala, termasuk AC tetap hidup. Entah karena putra-putri saya takut kegelapan, atau belum paham cara menghemat listrik. “Pantas, cukup besar pengeluaran untuk membeli token/stroom bulan ini,” bisik saya kepada isteri.

Esoknya, usai sarapan pagi, saya jelaskan perihal bunyi berdenging dari meteran Listrik Pintar PLN itu. “Itu peringatan bahwa pulsa listrik akan segera habis,” kata saya. Supaya “pulsanya” tidak cepat habis, kurangi pemakaian listrik. Siang hari matikan listrik, dan tidak perlu gunakan AC kalau suhu udara tidak terlalu panas. Dimalam hari, kalau keluar kamar atau hendak tidur, matikan lampunya. Cukup nyalakan lampu di ruang tengah dan teras. Cahayanya mampu menembus kedalam setiap kamar melalui jalusi diatas pintu kamar.

“Stroom ini sama dengan pulsa handphone, makin sering menelepon untuk sesuatu yang tidak penting maka pulsa kita akan terbuang percuma,” kata saya menganalogikan dengan pemakaian pulsa pada handphone.

Penjelasan ini ternyata sangat mengena. Putra-putri saya mulai terbiasa mematikan lampu dan AC apabila tidak diperlukan. Alasannya sederhana, mereka tidak ingin mendengar bunyi berdenging dari meteran Listrik Pintar PLN. “Malu bila meteran berdenging, semua orang yang lewat melirik ke rumah kita,” kata putri saya

Malah, sekarang mereka yang sering mengingatkan saya apabila lupa mematikan lampu saat keluar dari kamar. “Lampu belum dipadamkan, nanti keluar bunyi alarm dari meteran,” kata mereka. Dampaknya sungguh luar biasa. Sejak saat  itu, motto Listrik Pintar PLNlebih hemat, benar-benar dapat kami wujudkan. Pengeluaran untuk membeli token/stroom turun secara drastis. Cara untuk menuju kepada kehidupan yang lebih baik semakin terbuka. Belum yakin? Setelah mencoba cara yang saya uraikan, anda pasti yakin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun