Menjelang tengah malam, kami tiba kembali dari perjalanan silaturrahmi yang melelahkan. Di depan rumah, saya terkesima melihat rumah mungil itu terang benderang bagaikan sebuah super market. Semua lampu menyala, mulai dari lampu teras sampai ke belakang. Begitu masuk kedalam rumah, lampu kamar yang tidak berisi orang tetap menyala, termasuk AC tetap hidup. Entah karena putra-putri saya takut kegelapan, atau belum paham cara menghemat listrik. “Pantas, cukup besar pengeluaran untuk membeli token/stroom bulan ini,” bisik saya kepada isteri.
Esoknya, usai sarapan pagi, saya jelaskan perihal bunyi berdenging dari meteran Listrik Pintar PLN itu. “Itu peringatan bahwa pulsa listrik akan segera habis,” kata saya. Supaya “pulsanya” tidak cepat habis, kurangi pemakaian listrik. Siang hari matikan listrik, dan tidak perlu gunakan AC kalau suhu udara tidak terlalu panas. Dimalam hari, kalau keluar kamar atau hendak tidur, matikan lampunya. Cukup nyalakan lampu di ruang tengah dan teras. Cahayanya mampu menembus kedalam setiap kamar melalui jalusi diatas pintu kamar.
“Stroom ini sama dengan pulsa handphone, makin sering menelepon untuk sesuatu yang tidak penting maka pulsa kita akan terbuang percuma,” kata saya menganalogikan dengan pemakaian pulsa pada handphone.
Penjelasan ini ternyata sangat mengena. Putra-putri saya mulai terbiasa mematikan lampu dan AC apabila tidak diperlukan. Alasannya sederhana, mereka tidak ingin mendengar bunyi berdenging dari meteran Listrik Pintar PLN. “Malu bila meteran berdenging, semua orang yang lewat melirik ke rumah kita,” kata putri saya
Malah, sekarang mereka yang sering mengingatkan saya apabila lupa mematikan lampu saat keluar dari kamar. “Lampu belum dipadamkan, nanti keluar bunyi alarm dari meteran,” kata mereka. Dampaknya sungguh luar biasa. Sejak saat itu, motto Listrik Pintar PLNlebih hemat, benar-benar dapat kami wujudkan. Pengeluaran untuk membeli token/stroom turun secara drastis. Cara untuk menuju kepada kehidupan yang lebih baik semakin terbuka. Belum yakin? Setelah mencoba cara yang saya uraikan, anda pasti yakin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H