Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bila Bangsa Ini “Dikudeta” oleh Kartel Narkoba?

25 Januari 2012   13:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:28 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan, kalau mayoritas penduduk sudah kecanduan zat berbahaya ini, akibatnya bukan hanya diderita oleh si pecandu. Masyarakat akan berhadapan dengan kaum kriminal yang butuh uang untuk membeli narkoba. Terus, kejahatan dan kekerasan akan muncul disemua tempat. Pada tingkatan ini, masyarakat tidak menemukan lagi tempat yang aman, semua pojok dipenuhi oleh para pencandu yang beringas. Jangan lagi berharap dari mereka tentang cita-cita "baldatun thaybatun wa rabbun gahafur" tetapi yang terjadi adalah suasana chaos dan kekacauan.

Bagaimana dampaknya bagi bangsa dan negara? Negara akan kehilangan kader pemimpin di masa yang akan datang, karena sebagian besar generasi mudanya sudah menjadi pencandu. Mereka tidak sempat lagi berpikir, apa yang akan dilakukan untuk negara tetapi yang tersisa dalam pikirannya, dimana bisa menemukan sekian miligram narkoba. Bisa dibayangkan, bila "nakhoda" negara diberikan kepada mereka, para pencandu, tidak lama kemudian bangsa dan negara ini akan "dibeli" dan diatur oleh kartel-kartel narkoba.

Mungkinkah peredaran narkoba sebagai sebuah strategi penghancuran moral bangsa sehingga memudahkan bangsa lain memulai penjajahan? Benar sekali, itu strategi lama seperti halnya "perang candu" di era Dinasti Qing, tetapi tekniknya yang baru dengan menyediakan berbagai produk zat stimulan. Pemasok narkoba ke sebuah negara memperoleh dua keuntungan, pertama menambah pundi-pundinya dan yang kedua, moral (semangat) bangsa yang jadi "musuh" mereka telah terlebih dahulu hancur sebelum perang sesungguhnya dimulai.

Jadi merinding saat membaca laporan badan dunia untuk urusan narkoba dan kejahatan UNODC yang menyatakan bahwa Indonesia sebagai pasar potensial untuk berbagai jenis narkoba. Kemudian terpikir, relakah kita melihat anak bangsa compang camping di hempas "badai" narkoba. Setujukah kita membiarkan anak bangsa melakukan proses "bunuh diri" massal akibat mengonsumsi narkoba. Sukakah kita melihat negara ini "dikudeta" dan dipimpin oleh kartel-kartel narkoba? Kalau tidak, maka mari kita pekikkan: "Katakan tidak untuk narkoba!" Selanjutnya, mari bangkit bersama-sama melawan narkoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun