Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gratis Espresso Kopi Gayo di Aceh Investment Promotion

18 Mei 2014   02:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:25 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan permintaan kopi Gayo ditandai oleh angka ekspor kopi Gayo tahun 2013 berdasarkan Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK) yang dikeluarkan Pemkab Aceh Tengah mencapai 4.604 ton (US$ 276,5 juta) atau rata-rata 383,6 ton per bulan. Dibandingkan ekspor kopi Gayo tiga bulan pertama tahun 2014, terjadi lonjakan permintaan. Data SPEK kopi Gayo dari Aceh Tengah memperlihatkan bahwa rata-rata ekspor kopi tahun 2014 mencapai 520,5 ton per bulan.

Wajar jika kemudian Wakil Dubes RI untuk Belgia, Ignacio Kristanyo Hardojo, jauh-jauh dari Brussels menyempatkan diri untuk meninjau kebun kopi rakyat, prosesing dan pengolahan kopi di Takengon. Dari Banda Aceh, Wakil Dubes Ignacio harus menempuh jalan darat sepanjang 350 Km menuju ke kawasan pedalaman Aceh itu. Perjalanan itu semata-mata untuk berkenalan langsung dengan kopi Gayo, kilahnya.

[caption id="attachment_324096" align="aligncenter" width="560" caption="Wadubes Ignacio dan Bupati Nasaruddin mengamati benih kopi yang mulai tumbuh didalam polybag."]

1400329810314606772
1400329810314606772
[/caption]

Senin (12/5/2014) lalu, Wakil Dubes Ignacio berkunjung ke unit pembenihan kopi milik warga Kung, Aceh Tengah. Di lokasi itu, wajah Ignacio terlihat terkagum-kagum diantara hamparan kecambah kopi. Dia mengaku tidak menduga jika wilayah yang dikunjunginya itu benar-benar sebagai pusat pengembangan kopi arabika.

Wakil Dubes Ignacio juga berkesempatan mengunjungi KBQ Baburrayan di Pegasing Aceh Tengah. Tempat itu adalah salah satu pengolahan kopi untuk keperluan ekpor kopi Gayo ke luar negeri. Kopi Gayo yang diekspor harus lolos test cup.

Wakil Dubes Ignacio diberi kesempatan melakukan test cup untuk membedakan cita rasa kopi Gayo. Dia mengakui, aroma kopi Gayo sangat tajam dan menonjol. Setelah itu, Ignacio melanjutkan perjalanan ke sejumlah kebun kopi petani yang terletak di Kecamatan Bies.

“Nama Kopi Gayo sudah cukup terkenal di Eropa. Kita harus sepakat menyebut kopi ini dengan nama kopi Gayo saja. Apalagi kopi Gayo sudah memiliki indikasi geografis, tentu akan memiliki nilai lebih untuk pasar Eropa. Saya akan berjuang memperkenalkan kopi Gayo di Eropa,” sebut Wakil Dubes Ignacio kepada Bupati Aceh Tengah, Ir. Nasaruddin, MM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun