Mohon tunggu...
Humaniora

Islam, Indonesia, dan Generasi Milenial

1 Januari 2018   15:00 Diperbarui: 4 Februari 2018   12:05 31109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sisi lain, keadaan ini pun bertambah buruk dengan pemanfaatan waktu yang kurang. Generasi Millennial ini cenderung terlalu sering menatap gadget mereka. Keadaan ini di sebabkan karena mereka tidak mau ketinggalan dengan informasi yang ada di gadget mereka. Kebanyakan dari orang yang mengakses gadget ini menggunakan sosial media yang kurang bermanfaat untuk mengisi waktu luangnya. Hal ini sebenarnya wajar, karena generasi ini hidup di lingkungan yang beda dari generasi X sebelumnya dimana pemanfaatan teknologi masif dilakukan untuk memudahkan hidup. Tetapi, hal ini tidak wajar jika hal ini sampai mempengaruhi kualitas Iman dari seorang Muslim, lebih-lebih waktu mereka banyak tersita untuk gadgetnya.

Konteks jati diri sebagai Muslim seharusnya tidak goyang dengan adanya teknologi seperti ini. Generasi Muslim Millennials harus mampu menjaga kualitas diri dan iman mereka. Ada tiga hal yang harus dijabarkan terkait prioritas seorang generasi muda muslim dalam pemanfaatan teknologi. Yang pertama adalah dunia spiritual mereka, yang kedua di dunia nyata, yang ketiga adalah di dunia digital.

Di dunia nyata, mestinya generasi ini tetap melakukan hubungan sosial dengan lingkungan sekitar mereka.  Tidak boleh gadget membuat muslim yang berkualitas menjadi anti-sosial, tidak memedulikan keadaan lingkungan sekitar mereka. Tetap hormat kepada orang dituakan, berperilaku baik kepada orang lain dan menjaga orang yang lemah. Tetap mencintai majelis dan berkumpul dengan orang-orang yang saleh.

Dan yang ketiga, tugas seorang muslim di dunia digital adalah berdakwah. Ini lah pemanfaatan yang luar biasa dari teknologi dan ini membantu Islam secara umum. Pada dasarnya, sosial media sangat menarik bagi generasi muda ini dan menjadi wadah yang sangat bagus untuk menyebarkan informasi secara cepat ke siapa pun dan dimana pun. Dan kekuatan sosial media ini juga menjadi jembatan antara ustaz atau ahli agama kepada jamaahnya, karena secara tidak langsung sosial media menghubungkan langsung kedua pihak ini dan penyampaian materi Agama Islam pun lebih masif.

Jangan lupa dengan mengikuti informasi-informasi kajian dan ilmu seputar Islam di dunia maya. Banyak informasi yang dibagikan di internet mengenai informasi kajian ini termasuk jadwal, pembicara dan tempat dilaksanakannya. Dengan begini, maka seorang muslim dapat terus menjaga kualitasnya sebagai Islam sejati dan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Terkadang, memanfaatkan teknologi tidak hanya dibutuhkan penggunaan yang bijak, tetapi kita harus menjadi muslim yang cerdas dalam mengakses informasi yang luas di internet. Ini dikaitkan dengan kondisi Indonesia belakangan marak munculnya situs palsu atau sumber yang tidak dapat dipercaya sebagai sumber Ilmu Islam. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab berusaha memecahbelah umat di Indonesia dengan membuat situs palsu yang mengatasnamakan Islam. Bahayanya, jika hal ini tidak diperhatikan oleh muslim dan mereka mengakses informasi yang salah maka hal ini dapat menghancurkan fondasi konsep keislaman. Akibatnya, mereka akan memperdebatkan hal-hal yang seharusnya tidak diperdebatkan mengenai konsep Islam itu sendiri.

Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah generasi muda muslim di Indonesia harus bersatu dan tidak gampang dipengaruhi oleh pihak yang menginginkan kehancuran Islam. Ini berkaca dari banyaknya kasus-kasus di negara Timur Tengah yang notabene adalah negara Islam. Mereka berhasil di adu domba oleh pihak Barat dan menyebabkan mereka memperdebatkan hal yang tidak penting dan memusuhi sesamanya. Padahal, dulunya mereka ini sangat kuat dan susah untuk dipengaruhi oleh pihak mana pun karena mereka sangat berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman.

Setelah negara Barat berhasil mempengaruhi mereka, bukan tidak mungkin mereka sedang mengintervensi Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbanyak di dunia. Mereka pun akan menargetkan pemuda muslim Indonesia terlebih dahulu dengan teknologi yang melalaikan, karena mereka percaya bahwa kekuatan suatu negara ditentukan oleh generasi mudanya.

Sekarang, negara yang sedang bangkit menghapuskan sekularisme adalah Turki. Di bawah pimpinan Recep Tayib Erdogan, Turki mulai menghapuskan peraturan yang bertentangan dengan Syariah Islam yang telah diterapkan selama bertahun-tahun. Erdogan percaya bahwa kekuatan Turki berada di tangan umat, dan ia percaya dengan kekuatan itu dia bisa menghentikan rencana negara-negara Barat beserta sekutunya untuk menghancurkan Islam.

Demikianlah penjelasan mengenai perjalanan kekhilafahan di muka bumi dan siapa saja yang terlibat di dalamnya. Sejarah Islam tidak akan pernah hilang. Cukuplah sejarah kelam kekhilafahan di muka bumi menjadi pelajaran yang tidak akan terulang lagi. Waktunya generasi muslim Millennials aktif dalam merubah dunia dan membawa Islam kepada zaman kejayaan dan maju seperti zaman Abbasiyah. ISLAM INDONESIA DAN GENERASI MILLENNIALS.

PALEMBANG, 1 JANUARI 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun