Mohon tunggu...
Humaniora

Islam, Indonesia, dan Generasi Milenial

1 Januari 2018   15:00 Diperbarui: 4 Februari 2018   12:05 31109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia informasi dan telekomunikasi yang canggih telah membawa perubahan yang sangat drastis kepada generasi muda kita. Perubahan ini mulai kita rasakan dari cara berkomunikasi, berbagai kemudahan akses terhadap informasi sampai cara kita berpikir dan respons kita terhadap permasalahan yang ada. Selama perubahan ini menguntungkan kita, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, justru perubahan ini terkadang membawa kita menjadi makhluk yang bodoh dan cenderung pemalas. Kita terlalu asyik menikmati semua hasil penemuan generasi sebelumnya, sehingga merasa cukup dan terbiasa. Di sinilah tantangan kita untuk bangkit dari lembah kehancuran ini.

Generasi Millennial atau generasi Y adalah generasi penerus yang menurut penelitian dimulai oleh generasi yang lahir sejak tahun 1980 sampai tahun 2000. Itu berarti, setelah 37 tahun berlalu dapat dipastikan sekitar 87% populasi penduduk bumi sekarang didominasi oleh generasi millennial. Karakter yang dimiliki oleh generasi muda ini juga cenderung khas. Karakter mereka sangat berbeda dari generasi sebelumnya mulai dari budaya, sikap, tingkah laku dan hal lainnya. Hal ini disebabkan Karena generasi ini sedikit banyaknya tinggal menggunakan apa yang sudah ditemukan oleh generasi sebelumnya, yaitu generasi X. Maka generasi ini juga disebut dengan generasi muda penduduk bumi. 

Generasi muda suatu umat atau bangsa menjadi tolak ukur terhadap nasib dan masa depan dari umat atau bangsa tersebut. Jika kita ingin melihat kekuatan dan ketahanan suatu umat dan bangsa, maka lihatlah dari kualitas generasi muda yang mereka miliki. Jika generasi muda mereka baik, maka pastilah kekuatan mereka juga baik dan sulit untuk dipengaruhi oleh ideologi atau pemikiran bangsa atau umat lainnya. Namun sebaliknya, jika generasi muda suatu bangsa atau umat buruk, maka dapat dipastikan mereka sangat rentan dengan kehancuran dan mudah untuk dipengaruhi oleh ideologi bangsa atau umat lain.

Karena itu, bila kita cermati lebih lanjut gerakan-gerakan musuh Islam dalam memerangi Islam adalah dengan menghancurkan generasi mudanya terlebih dahulu. Caranya adalah mereka gencar dalam memperkenalkan budaya mereka yang bertentangan dengan ajaran Islam hingga generasi muslim tertarik dan terjerumus ke dalamnya. Bila generasi suatu umat atau bangsa rusak, maka untuk menghancurkannya tidak perlu menggunakan perang senjata dan angkatan perang. Inilah yang dipesankan oleh Napoleon Bonaparteketika dia dan pasukannya memenangkan perang salib dari kaum Muslim, bahwa satu-satunya cara berperang dengan generasi Muslim adalah dengan cara perang pemikiran.

Selanjutnya, ini menjadi hal yang sangat penting dan menarik untuk dibahas. Mulai dari mengapa hal ini dapat terjadi, bagaimana kondisi umat pada zaman keemasan Islam sedang berlangsung dan bagaimana nikmatnya hidup pada zaman sains dan teknologi Islam sedang berkembang dengan pesat sampai bagaimana kondisi umat di tengah zaman yang rentan ini.  Terlepas dari ingin mengingatnya kembali, justru hal ini dapat menjadi sesuatu yang dapat kita petik pelajaran dari padanya. Dengan membahas kembali, kita ingin agar pemuda Islam bangkit dengan cara mempelajari konsep ilmu keislaman dan menentang penjajahan ideologi bangsa barat yang jelas-jelas memecah umat Muslim di seluruh dunia.

Berkaca pada sejarah, salah satu faktor melemahnya Islam adalah runtuhnya kekuasaan Khilafah di berbagai kekuasaan negara di dunia pada zaman keemasan Islam. Ada 2 nilai inti dari konsep Khilafah ini yang nilainya hilang dari pemuda Islam pada saat itu: Pertama, nilai pemahaman pemuda Islam dari konsep-konsep keislaman, yang kedua adalah memudarnya nilai penerapan dari nilai-nilai keislaman yang diwariskan kepada pemuda Islam. Inilah titik kehancuran fondasi Islam dan terbukanya pintu untuk negara barat memasuki dan memengaruhi pemuda Islam dengan ideologi yang mereka bawa.

MEMUDARNYA KONSEP KEISLAMAN PADA PEMUDA

Hilangnya konsep pemahaman nilai Islam menjadi salah satu inti permasalahan yang lambat laun akan membawa Islam ke gerbang kehancuran. Penulis ibaratkan konsep pemahaman ini sebagai batu bata yang akan menjadi fondasi sebuah rumah mewah. Tentunya, batu bata yang kita perlukan adalah batu bata berkualitas, yang bentuknya rapi dan simetris, tidak mudah rapuh dan cukup kuat untuk membangun dinding yang kokoh.

Yang jika kita ditanya mengapa memilih batu bata yang ini ketimbang batu bata yang lain, kita akan tahu jawabannya dengan yakin. Kira-kira seperti itulah konsep yang seharusnya ada dalam setiap jiwa pemuda Islam. Konsep yang akan menjadi penjaga keimanan dan kekuatan dari nilai Islam pada pemuda selaku generasi muda Islam. Yang akan memberikan alasan yang kuat mengapa mereka mempertahankan konsep keislaman seperti itu. Di sinilah letak kekuatan konsep keislaman yang seharusnya dipertahankan oleh generasi muda Islam dari dulu.

Kelemahan pemahaman ini antara lain berkenaan dengan nas-nas ajaran Islam, Bahasa Arab dan ketidaksuaian praktik ajaran Islam dalam realitas kehidupan. Ketiga bentuk pelemahan ini juga diperparah dengan intensifnya serangan-serangan budaya dan peradaban barat yang bertentangan dengan budaya dan ajaran Islam, di tengah melemahnya budaya dan peradaban Islam itu sendiri. Masuknya budaya dan peradaban barat ini meliputi hampir setiap aspek kehidupan dalam konsep pemerintahan Khilafah itu sendiri.

Cara barat meyakinkan umat Islam dengan ideologi yang mereka bawa juga terkesan unik. Mereka menyampaikan bahwa peradaban dan budaya barat tidak bertentangan dengan budaya dan peradaban Islam itu sendiri. Mereka meyakinkan bahwa peradaban barat akan menyempurnakan peradaban Islam dan tidak akan menghapuskannya dari keberadaan masyarakat, hingga akhirnya pemahaman umat terhadap Islam makin melemah. Buktinya adalah umat mulai melegalkan hukum barat di negaranya, menakwilkan riba dan membuka bank-bank, memberhentikan penegakan hudud dan mengambil gantinya dari undang-undang barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun