Ketiga, ada tekanan emosional yang harus dihormati. Keempat, menghentikan penggunaan media sosial menyebabkan ketakutan dan kemarahan. Kelima, tumbuhnya ketidakpuasan terhadap hidup. Keenam, penurunan fokus dan minat belajar dan pada akhirnya meningkatkan kesadaran akan intimidasi media sosial saat terus menggunakan media sosial.
Terdapat dua aspek yang sangat berdampak pada munculnya sindrom FOMO. Kedua aspek tersebut adalah self (diri) dan kekerabatan.Â
Self merupakan kebutuhan psikologis yang berkaitan dengan kompetensi dan otonomi. Kompetensi mengarah pada kepercayaan diri individu bahwa merupakan pribadi yang efektif dan efisien.Â
Otonomi mengarah pada kecakapan individu untuk menciptakan keputusan. Orang biasanya beralih ke internet untuk mendapatkan berbagai informasi dan berkomunikasi dengan orang lainÂ
Hal ini dikarenakan kebutuhan psikologis untuk diri mereka sendiri tidak terpenuhi. Kekerabatan mengacu pada kebutuhan seseorang untuk merasa terhubung setiap saat, termasuk bersama orang lain. Ketika kebutuhan akan koneksi tidak terpenuhi, orang tersebut menjadi cemas dan berusaha untuk belajar dari pengalaman, aktivitas orang lain dan internet.
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, perilaku FOMO yang terjadi pada masyakat di era digital saat ini sudah masuk pada tahap memprihatinkan.Â
Saat ini, internet dengan segala kemudahannya telah memberikan dampak yang besar di segala bidang termasuk pendidikan, bisnis, sosial budaya, kesehatan dan lain-lain.Â
Baik yang berasal dari golongan tua maupun muda, anak-anak, dewasa dan lanjut usia. Mereka semua berlomba-lomba untuk mengeksplorasi apa yang ditawarkan internet, dan perlahan-lahan mulai kehilangan arah.
FOMO dapat terjadi dari penggunaan media sosial yang berlebihan, sehingga individu selalu mengikuti dan terhubung dengan media sosial setiap saat. Perilaku tersebut menjadi pendorong bagi individu untuk terus terlibat dalam media sosial yang berujung pada kecanduan media sosial.
Referensi:
Narti, S., & Yanto, Y. (2022). Kajian Dampak Perilaku Fomo (Fear Of Missing Out) Bagi Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sosial dan Sains, 2(1), 126-134.