“Agam lulus, nilainya bagus. Selamat ya, Pak.”
Bapak melihat isi raportku. Paling rendah angka tujuh, paling banyak angka delapan. Bapak menoleh ke belakang dan memandangku sembari tersenyum bangga. Bapak tampak gembira sekali.
“Alhamdulillah, terima kasih banyak, Bu.”
Bapak kembali menyalami Bu Fauziah, mencium kedua tangannya.
“Ke SMP mana Agam akan meneruskan sekolah?” tanya Bu Fauziah lagi kepada Bapak. Sejenak Bapak diam.
“Kami akan pindah rumah, Bu.”
“Pindah? Kemana?”
“Ke Kruenggeukueh.”
“Oh, jauh sekali. Berarti si Agam akan sekolah di sana, ya?” tanya Bu Fauziah lagi.
“Mohon doa Ibu semoga ada rezeki saya menyekolah anak saya.”
“Amin. Teruslah si Agam sekolah. Dia anak yang baik dan rajin belajar. Jangan sampai terputus di tengah jalan,” pinta Bu Fauziah.