Mohon tunggu...
Muhammad Subhan
Muhammad Subhan Mohon Tunggu... -

Muhammad Subhan, seorang jurnalis, penulis dan novelis. Editor beberapa buku. Tinggal di pinggiran Kota Padangpanjang. Bekerja di Rumah Puisi Taufiq Ismail. Nomor kontak: 0813 7444 2075. Akun facebook: rahimaintermedia@yahoo.com, email aan_mm@yahoo.com. Blog: www.rinaikabutsinggalang.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Regu Badak (12)

31 Oktober 2011   02:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:16 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bondan yang berdiri disampingku menarik lenganku dan Anton lalu mengajak kami ke pondok tengah sawah tempat yang sudah menjadi markas kami. Aku tak tahu apa yang diinginkan Bondan. Aku dan Anton menurut saja.

“Kita mau kemana, Ndan?” tanyaku kepadanya.

“Ikut sajalah,” katanya singkat.

Anton tak bersuara.

Kami terus berjalan menyisiri pematang. Hari sudah siang. Terik matahari menyengat kulit. Tak lama kemudian sampailah kami bertiga di pondok tengah sawah. Buah jambu kelutuk di samping pondok itu menyisakan beberapa buah yang ranum, selebihnya hanya buah yang masih kecil-kecil. Sudah sering kami ambil jadi habislah buahnya.

“Ngapain kita kesini, Ndan?” tanyaku lagi. Pikiranku masih membayangkan wajah bapak yang kusut karena masalah pot bunga ayah si Anton. Kasihan bapak.

“Begini Gam, Kau juga Anton. Kita harus menolong bapak si Agam. Aku tahu bapak si Agam tak punya uang,” ujar Bondan tiba-tiba.

Mataku berkaca-kaca. Terharu akan kata-kata yang dilontarkan Bondan, sahabatku itu.

“Apa yang bisa kita lakukan?” tanya Anton. Secara khusus Anton meminta maaf kepadaku atas perlakuan ayahnya kepada bapakku.

“Ya, apa yang bisa kita perbuat, Ndan?” tanyaku pula.

Bondan sejenak diam. Matanya menerawang. Sepertinya dia sedang berpikir keras. Setelah beberapa menit keadaan hening, barulah Bondan bersuara dengan wajah cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun