Mohon tunggu...
muhammad sarifsarifudin
muhammad sarifsarifudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

jangan terlalu lama menceritakan orang lain karena sudah saatnya orang mendengar cerita mu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengalaman Mengurus Dokumen Kependudukan

7 Agustus 2021   01:32 Diperbarui: 7 Agustus 2021   01:40 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar www.kompasiana.com

Hay kalian pembaca yang budiman, gimana kabar kalian ? lama saya tidak menyapa dan berbagi cerita, capek ya dengan kehidupan saat ini yang belum kelar perihal menjaga jarak terkhusus perantau yang jauh dari keluarga dan teman kecil di kampung baik yang saat ini sedang mencari pekerjaan atau mahasiswa yang lagi mengejar cita-cita yang pastinya kita hanya butuh sabar dan selalu berdo'a semoga wabah ini cepat berlalu, amiin.

Ada sesuatu yang menarik di kompasiana dan tidak ada tempat lain, kompasiana selalu menawarkan hal-hal baru bagi kompasianer khususnya dan bagi kalian yang tertarik untuk menulis, kompasiana tempat nya. kenapa ? jawabannya kalian daftar dulu hehe

Langsung saja, kompasiana terima kasih sudah berinisiatif membuka ivent ini dan sekaligus ide yang terpendam.

Indonesia yang kita kenal negara hukum yang segala sesuatu diatur dan patuh untuk dijalankan, tapi selain itu ada yang lebih diharuskan untuk kita laksanakan,administrasi tentunya.

Kenapa administrasi, karena administrasi merupakan keamanan utama yang harus dimiliki dan dilindungi oleh negara oleh karena itu mau tidak mau semua orang akan mengenal yang namanya administrasi.

Apa lagi saat ini apa yang kita lakukan,membangun hubungan sosial yang lebih luas tentunya harus memiliki identitas yang valid dan tercatat sebagai bangsa indonesia yang resmi.

Namun, bagaimana kita dapat memiliki kartu tanda penduduk itu ? agak merepotkan ya, maka, saya akan berbagi pengalaman saya saat mengurus kartu tanda penduduk, butuh sabar.

Saya mulai mengurus kartu tanda penduduk saya di bulan april 2017 sebelum saya mendengar hasil ujian nasional karena banyak teman-teman ada yang sudah memiliki kartu tanda penduduk(KTP) maka, saya juga ikutan pengen punya.

Saya mendatangi dinas sosial atau pencatatan sipil dengan map merah berisikan foto coppy kartu keluarga(KK) disarankan dua rangkat. awalnya saya berfikir pasti akan mudah saja mengurus hal ini.

Tapi ternyata di hari pertama saya di datang, belum sempat masuk masih didepan kantor saya harus menunggu giliran antri diluar pintu masuk kantor.

Begitu banyaknya orang yang mengurus dokumen kependudukan dari yang berdinas sampai masyarakat sipil pada umumnya selain itu dari berbagai desa pun ada disana.

Hampir saya memutuskan untuk tidak melanjutkan niat saya sebelumnya karena saya tahu ini pasti lama untuk antrian yaang panjang dan melelahkan, mengurus dokumen itu ribet.

Sejak pagi saya menunggu akhirnya giliran saya tiba setelah sholat dzuhur jam 13.00 wit (kab,halmahera selatan,prov,maluku utara). saya yang sudah terlihat ganteng akhirnya berkeringat dan kusam.

Nah, pas saya masuk harus mengisi formulir dan menunggu dipanggil, masih ada antri lagi dan setelah menunggu setengah jam akhirnya saya dipanggil untuk masuk.

Senang bangat akhirnya bisa masuk,tapi yang protes katanya mereka lebih duluan mengisi formulir ada juga yang mengatakan orang tua lebih dulu, dalam ruangan dipenuhi dengan perdebatan.

Akhirnya semua yang ada di dalam ruangan diminta keluar agar formulir yang sudah di kumpulkan harus di acak biar adil dan tidak memihak apalagi memojokan orang lain, ini sumpah bikin emosi. 

Sampai disini pengalaman kalian gimana ? 

Setelah beberapa menit saya dipanggil kembali dan waktunya perekaman, dan tahap pertama selesai.

Etss.. bukan berarti langsung jadi ya,sesuai harapan. 

Mulai hari itu saya sedikit legah karena tahap selanjutnya saya sudah bisa memiliki kartu tanda penduduk(KTP) lanjut, satu minggu sudah berlalu tapi belum ada tanda tanda yang menyenangkan.

Memasuki satu bulan lagi-lagi masih sama dengan minggu pertama, belum ada tanda-tanda yang menyenangkan, bahkan memasuki bulan bulan ketiga juga belum.

Mengingat saya akan berangkat ke yogyakarta di awal bulan juli 2017 saya kembali mendatangi kantor sipil tapi dan katanya kartu tanda penduduk saya belum jadi.

Saat itu udahlah terserah mau kapan dicetak, tapi dari ketidak jelasan itu membuat saya patah semangat untuk berangkat ke yogyakarta.

Saya menceritakan persoalan saya kepada kakak saya dan saya dimarah habis habisan karena waktu yang tersisa hanya satu minggu untuk berangkat ke yogyakarta.

Hari itu juga saya bersama kakak saya datang ke kantor sipil sekitar jam 15.00 dan mendesak harus jadi hari ini tanpa terkecuali, hmmm ngomong ngomong ini juga termasuk harus ada orang dalam dan akhirnya hari itu juga kartu tanda penduduk saya dicetak dan bisa diambil tanpa biaya tambahan sepeserpun.

Kesimpulan saya, sampai hari ini baik lembaga apa pun itu  masih mengandalkan keluarga,kenalan,dan jaringan bisnis, yang artinya pelayanan terhadap masyarakat belum sepenuhnya dilayani secara adil dan merata.

Terima kasih sudah mampir di artikel saya.

Jangan lupa untuk menilai hasil review pengalaman saya

Jika ada pandangan,kritik,dan saran silahkan di kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun